BANYAK orang Kristen sering bingung menghadapi hidup ini. Terlebih tatkala berada dalam situasi sulit; seperti menderita karena imannya. Apa yang mesti dilakukan?
Sabda Tuhan dalam Injil hari ini (Matius 10: 24-31) memberi beberapa pedoman. Yang paling pertama dan penting diingat, bahwa seorang murid tidak akan melebihi gurunya (Mat 10: 24). Artinya, penderitaannya tidak akan melampaui penderitaan Yesus.
Kalau Yesus dituduh sebagai Beelzebul (pemimpin para setan), murid-murid-Nya tak akan bebas dari tuduhan semacam itu. Bukankah cara hidup orang Kristen sering dianggap “gila” alias tidak mau ikut dunia, beda dari yang lain?
Kedua, Yesus dulu dimusuhi banyak orang; bahkan dibunuh. Jadi, kalau para murid-Nya mengalami itu, tidak ada yang melebihi gurunya. Tentu, Yesus yang telah lebih dulu mengalaminya ikut merasakan dan siap menolong mereka.
Ketiga, Yesus meminta supaya mereka tidak takut menyampaikan apa yang diterima dari-Nya. Yang mereka saksikan, baik ajaran maupun mukjizat mesti diberitakan; tidak disimpan (Mat 10: 26-27). Bukankah Yesus juga menyampaikan segala yang didengar dari Bapa-Nya (Yoh 8: 26)?
Keempat, mereka tidak perlu takut kepada yang hanya bisa membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa (Mat 10: 28). Para pembenci-Nya membunuh Yesus, tetapi Dia bangkit. Mereka hanya membunuh badan-Nya, tetapi tak bisa berbuat apa-apa terhadap jiwa-Nya.
Akhirnya, Yesus mengajarkan bahwa setiap orang itu begitu berharga, sehingga Tuhan mencintai dan melindunginya (Mat 10: 29-32).
Sedemikian besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia mengutus Anak-Nya agar mereka yang percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal (Yoh 3: 16).
Orang diajak percaya dan berpegang pada-Nya. Yang menyangkal (tidak mau percaya) akan disangkal-Nya di hadapan Bapa-Nya (Mat 10: 32-33).
Jadi, dalam hidup ini, Yesus itu pegangan dan referensi yang paling tepat.
Sabtu, 9 Juli 2022
Petingatan para martir Tiongkok