Rekoleksi Imam Diosesan UNIO KAPal: Belaskasih Tuhan Undang Kita Kembali

0
690 views
Ilustrasi: Rekoleksi para imam diosesan Keuskupan Agung Palembang. (Romo Titus Jatra Kelana/KAPal)

UDARA terasa begitu segar. Tanaman hijau di sekitar kompleks Gereja Santa Maria Tak Bernoda (SMTB) Tegalrejo, Belitang OKU Timur menambah sejuknya suasana pagi pada Rabu (28/2).

Para imam dan calon imam Diosesan dalam persaudaraan Unio Keuskupan Agung Palembang (KAPal) tampak mulai berdatangan ke Balai Paroki yang letaknya tak jauh dari pastoran SMTB untuk memulai kegiatan rekoleksi Unio KAPal.

Fr. Fidelis Nunung Triatmoko SCJ membuka rangkaian rekoleksi dengan gerak dan lagu berjudul Kasih Yesus. “Kasih Yesus indah, indah oh indah. Kasih Yesus  indah, indah oh indah. Lebih indah dari pelangi. Lebih indah dari bunga di padang. Oh Yesusku.”

Romo Gregorius Jenli SCJ.

Selanjutnya, Romo Gregorius Jenli Imawan SCJ, Pastor Rekan di Paroki SMTB pun mengajak Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Agung Palembang, para imam, diakon dan frater yang hadir masuk dalam materi rekoleksi dengan tema, “Belaskasih Tuhan Undang Kita Kembali”.

Rm. Jenli SCJ, demikian biasa ia disapa, mengawali bahan rekoleksinya dengan ajakan bagi semua yang hadir untuk menanggapi kasih Allah, terus terbuka akan rahmatNya dan menggali belas kasih Allah dari Kitab Suci.

Selanjutnya ia mengajak melihat tentang realitas dosa. “Dosa sebagai penyalahgunaan kebebasan dan digunakan hanya untuk mendahulukan kepentingan sendiri. Dosa adalah bentuk penolakan terhadap kasih Allah.

Pola dosa dari ringan menuju yang berat. Mulai dari sesuatu yang biasa hingga pada akhirnya menjadi sebuah kebiasaan sehingga tak lagi dirasakan bahwa itu dosa. Dosa berbuah kehilangan dan kemalangan baik dari sisi Allah yang terluka dan tersakiti dan dari sisi manusia yang kehilangan Allahnya” jelas Romo Jenli SCJ.

Imam muda Kongregasi SCJ yang ditahbiskan pada 25 Januari 2017 ini menambahkan, “Pertanyaan reflektif adalah apakah ada jalan keluarnya. Dari sisi manusia ada ketidakmampuan dari manusia karena pengaruh dosa.

Di sisi lain, kendati manusia berdosa Allah tak berhenti bergerak mencari manusia untuk menyelesaikannya. Allah tidak mengingkari janji dan cintaNya sebab Ia tidak mungkin mengingkari diri-Nya sendiri yang adalah kasih. Belaskasih Allah menuntun pendosa untuk kembali. Manusia yang tersesat berjumpa dengan belaskasih Allah yang memulihkan relasi”, tutur imam kelahiran Kota Gajah ini semangat.

Suasana pembukaan rekoleksi.

Belajar dari pengalaman anak yang hilang akhirnya menyusuri jalan pulang, menjadi potret perjumpaan dengan bapa yang menyambutNya dengan  sukacita. Anak bungsu menjadi potret manusia yang tersesat, mengalami kemalangan dan jalan buntu. Tetapi manusia berdosa ini tidak sepenuhnya tersesat. Dalam kemalangan, ia ingat akan rumah Bapanya dan ingin pulang, ingatan akan sukacita kemuliaan dan kelimpahan di rumah Bapa menuntunnya pada kesadaran dan keinginan untuk kembali.

Belenggu dosa tidak sepenuhnya memisahkan manusia dari Bapanya.

“Ada ‘departemen’ kesadaran dan ingatan yang tidak takluk kepada dosa. Kemalangan justru memberi daya pada ingatan untuk menggedor kesadaran. Ini menjadi pintu masuk rahmat. Dinamika ingatan ini adalah karya  rahmat. Allah tidak berhenti bekerja saat manusia ada dijurang kemalangan. Gerakan belaskasih dimulai dari sebuah pencarian, pengampunan, penerimaan kembali dan perubahan hidup. Misi transformasi atau pembaruan diri pun harus terwujud”, tegas imam yang ditahbiskan bersama Romo  Petrus Cipto Nugroho SCJ asal Sengon Kerep Paroki Wedi di Klaten ini dengan mantap.

Untuk mewujudkan misi transformasi diri itu, Romo  Jenli menghantar pada pendalaman materi melalui sejumlah pertanyaan reflektif. Ia mengajak menyadari kelemahan diri, menggali pengalaman dan penghayatan bahwa Allah adalah kasih.

“Ketika kita menemukan pengalaman dan penghayatan bahwa Allah adalah kasih, selanjutnya kita semua punya misi untuk menghadirkan diri sebagai pribadi yang berharga di hatiNya”, tegasnya menutup sesi materi.

Usai materi permenungan, acara pun dilanjutkan dengan permenungan pribadi dan sharing pengalaman yang ditutup dengan Adorasi Sakramen Mahakudus.

Kredit foto: Romo Titus Jatra Kelana/KAPal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here