Bertempat di Kapela Biara Novisiat SVD Nenuk, Atambua dilangsungkan Rekoleksi Umum bersama, Senin (5/9/2016). Kegiatan ini dihadiri oleh Uskup Keuskupan Atambua, Mgr. Domi Saku, Pr, Uskup Emeritus Mgr. Anton Pain Ratu,SVD dan para imam, diakon, frater dan bruder yang berkarya di wilayah Keuskupan Atambua. Rekoleksi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang terjadi berkat kerjasama apik antara Uskup Atambua dengan Provinsial SVD Timor.
Tampil sebagai pembicara utama, Brother Jude Antoine yang datang bersama “Komunitas Peduli Kasih” ini begitu antusias memaparkan materinya di hadapan ratusan peserta rekoleksi. Dengan mengacu pada Anjuran Apostolik pertama Paus Fransiskus Evangelii Gaudium, Bro Jude mengajak para peserta untuk senantiasa bersukacita dalam mewartakan tentang Kristus Tuhan. “Anda semua adalah pelayan tertahbis yang semestinya bersukacita dalam mewartakan kasih Tuhan kepada umat yang anda layani”, katanya. “Tampang kalian itu jangan seperti kuburan, tetapi berjuanglah selalu tersenyum”, tambahnya.
Menurut awam Katolik asal Malaysia ini, untuk menjadi pewarta Injil yang unggul seorang pelayan tertahbis semestinya harus lebih dahulu mengambil langkah pertobatan. Ia sempat mengungkapkan sebuah kalimat yang mengiris hati para peserta. “Bapak Uskup dan para Pastor sekalian, ingatlah..ikan busuk mulai lebih dahulu dari kepala”, ungkapnya. Untuk menegaskan kalimatnya ini, Bro Jude menguraikan dengan sangat detail 15 penyakit Kuria Romawi menurut penilaian Bapa Suci Paus Fransiskus.
Salah satu poin yang ditekankan oleh Bro Jude adalah soal tidak adanya keterbukaan satu sama lain untuk menjalin kerjasama dalam mewartakan tentang Kristus. Menurutnya, iman Kristen hanya dapat berkembang jika Uskup atau Pastor berani meninggalkan zona nyaman nya dan berjuang mengambil inisiatif lebih dahulu untuk mendatangi umat. “Jangan pernah merasa nyaman kalau ada satu domba yang hilang, hanya karena masih ada sembilan puluh sembilan ekor yang lain. Semestinya kamu pergi mencari satu yang hilang itu. Dan hal ini hanya bisa dilakukan kalau kamu lebih dahulu bertobat meninggalkan rasa nyaman mu dan berjuang mendatangi umat mu yang telah hilang”, jelasnya.
Di akhir pemaparan materinya, Bro Jude mengajak para peserta untuk berani mengambil langkah pertobatan. “Tahukah anda, mata Tuhan itu lebih terang 10.000 kali lipat dari matahari. Dia tahu segala-galanya, baik sebelum dan sesudah. Berhentilah saling mematai, sebab hanya ada satu mata yang melihat dengan penuh senyum apa yang kamu pikirkan dan perbuat”, katanya meneguhkan.
Kegiatan yang direncanakan berlangsung selama tiga hari ini (5-7/9/2016) berlanjut dengan pengakuan pribadi, makan malam bersama dan adorasi bersama. Adorasi menjadi puncak kegiatan rekoleksi di hari pertama. Pada hari kedua dan ketiga nanti, akan ada pendalaman tema dan refleksi karya pastoral Gereja dalam terang Ensiklik Evangelii Gaudium.