Bacaan 1: Kol 1:21 – 23
Injil: Luk 6:1 – 5
DALAM Kamus Besar Bahasa Indonesia, norak bermakna (salah satunya) sangat berlebih-lebihan; kurang serasi (tentang dandanan dan sebagainya). Kalau dalam bahasa gaul saat ini adalah “alay”.
Kekristenan bukanah sesuatu yang berlebihan atau sesuatu yang sangat tinggi bahasanya sehingga sulit dijangkau.
Kekristenan itu bicara yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Injil bukanlah sesuatu yang sulit dijangkau.
Maka, Tuhan Yesus senantiasa menggunakan perumpamaan lewat peristiwa sehari-hari.
Orang-orang Farisi mengkritik para murid Yesus karena melanggar perintah agama.
Melakukan perbuatan yang dilarang saat hari Sabat, yaitu bekerja serta tidak berpuasa.
Menggisar dengan tangan dianggap bekerja. Tidak puasa saat Sabat, dilarang dalam agama Yahudi.
Mereka pandai sekali untuk menguliti Taurat namun tidak mampu menemukan inti dari maksud Taurat, yaitu kasih.
Bahwa kasih kepada sesama menempati posisi yang lebih tinggi dari sekedar perintah agama.
“Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?” demikian sabda-Nya.
Sebagai pemimpin, Daud sangat memperhatikan pengikutnya. Berani mengambil risiko melanggar perintah agama demi kasihnya kepada para pengikutnya.
Dalam nasihatnya kepada jemaat Kolose, Rasul Paulus mengatakan,
“Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil,…”
Hal itu dikatakan untuk melawan para pengajar sesat yang berusaha mempengaruhi jemaat.
Menjadi Kristen harus konsisten, Kristus telah menebus dosa manusia dan menjadikan kita diperdamaikan dengan Allah Bapa.
Sebagai anak Tuhan, semestinya melakukan segala sesuatu demi kemuliaan-Nya. Kerjakan pekerjaanmu seperti kamu bekerja untuk Tuhan.
Pesan hari ini
Menjadi Katolik tidak harus “alay” atau norak (berlebihan), terus bekerja untuk kebaikan bagi sesamamu karena untuk itulah kita dipanggil menjadi Kristen.
Mengasihi sesamamu yang kelihatan sebagai wujud kasihmu kepada-Nya.
“Berjuanglah menindas segala hawa nafsu dan teguhkanlah hatimu hanya kepada Yesus Kristus. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”