Remang-remang

0
325 views
Ilustrasi: Memakai kacamata hitam. (Ist)

Renungan Harian
Senin, 20 Juni 2022
Bacaan I: 2Raj. 17: 5-8. 13-15a. 18
Injil: Mat. 7: 1-5

BEBERAPA waktu yang lalu, saya bersama beberapa teman mampir makan di sebuah warung soto. Warung soto itu selalu penuh dengan pengunjung dan memang warung soto itu sudah terkenal, sejak saya masih kecil.

Saat kami sedang menikmati semangkuk soto dan beberapa lauk pauk, di meja sebelah datang sekeluarga yang juga hendak menikmati soto.
 
Bapak yang bersama dengan keluarga itu sejak masuk warung nampak seperti orang yang gelisah, melihat ke kanan, ke kiri, memperhatikan ke atas dan jalanan depan warung soto itu.

Setelah duduk, bapak itu memanggil pelayan. Sebagaimana biasa pelanggan yang hendak memesan. Namun ternyata bapak itu tidak memesan, tetapi justru meminta agar pelayan menghidupkan lampu di warung itu agar menjadi terang.

Mendengar permintaan bapak itu, saya merasa aneh karena dalam ruangan warung itu cukup terang. Pelayan itu menjawab bahwa lampu semua sudah dinyalakan. Akan tetapi, bapak itu mengatakan bahwa warung itu remang-remang.
 
Mendengar bapak itu mengatakan bahwa warung soto itu remang-remang saya dan teman-teman spontan tersenyum.

Sementara isteri dan anak-anaknya langsung menegur bapak itu dengan mengatakan bahwa perilaku bapak itu memalukan. Isteri dan anak-anaknya tertawa terbahak dan meminta bapak itu membuka kacamata hitamnya.

Sontak bapak itu tertawa sambil mengumpat pada dirinya sendiri atas kebodohan yang telah dilakukannya.
 
Saat seseorang memakai kacamata hitam, maka segala yang dilihat oleh bapak itu menjadi lebih gelap. Apalagi ketika dalam ruangan menjadi terasa remang-remang.

Setelah bapak itu membuka kacamata hitamnya barulah bapak itu menyadari bahwa warung soto itu terang benderang, selain cahaya matahari yang masuk juga lampu-lampu yang menyala.
 
Apa yang terjadi dengan bapak itu sering terjadi di dalam diriku, ketika aku melihat orang lain. Sering aku  mengadili orang lain menggunakan kacamata yang saya pakai sehingga banyak hal menjadi tidak sesuai dengan pandanganku.

Semua ukuran berdasarkan apa yang ada padaku. Sejauh tidak sesuai maka salah dan aku akan membuat penghakiman.

Betapa penting aku melepaskan kacamataku, mengubah cara pandangku sehingga tidak menerapkan segala sesuatu berdasarkan ukuranku dan dengan demikian aku tidak mudah untuk mengadili orang lain.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Matius: “Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang telah kalian pakai untuk menghakimi, kalian sendiri akan dihakimi.”
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here