SEKARANG ini zamannya orang suka kasih penghargaan untuk mengapresiasi kinerja bagus orang lain. Vatikan pun rupanya juga tak mau ketinggalan kereta.
Akhir pekan ini, Kepala Kantor Pemberitaan Vatikan melansir pengumuman yang intinya menyatakan Kardinal Camillo Ruini selalu wakil Yayasan Joseph Ratzinger berkenan mau menganugerahkan hadiah bertitel “Ratzinger Prize” untuk dua orang nama yang dianggap berjasa bagi Gereja.
Penghargaan ini, kata Kardinal Ruini, diberikan oleh Yayasan Joseph Ratzinger yang tak lain adalah yayasan yang didirikan oleh Kardinal Joseph Ratzinger –nama asli Paus Benediktus XVI sebelum mengemban amanat suci sebagai Bapa Suci.
Kedua ilmuwan yang diganjar hadiah “Ratzinger Prize” ini adalah Remi Brague, sejarahwan Universitas Sorbonne Paris, dan Romo Brian Edward Daley SJ, professor bidang bapa-bapa Gereja dan teolog dari AS.
Menurut rilis yang disampaikan Kardinal Ruini selaku presiden komite intelektual menyatakan, pemberian “Ratzinger Prize” kepada Prof. Remi Brague didasari pada dedikasi yang bersangkutan ketika memimpin “Romano Guardini” di Ludwig Maximilian University of Munich selama kurun waktu 1990-2010. Selama kurun waktu itu pula, dia juga bekerja untuk American Spanis and Italian universities.
Remi, peraih predikat Grand Prix de Philosophie de l’Academie Francaise dikenal sebagai anggota Institut de France, Academie des sciences morales et politiques”. Dari tangannya lahir beberapa buku berkelas yakni Europe, la voie romaine, La sagesse du monde. Histoire de l’experience humaine de l’univers, Du Dieu des chretiens et d’ân ou deux autres, dan Les Ancres dans le Ciel.
Kardinal Ruini tanpa ragu menyebut Prof Remi sebagai seorang filosof dan sejarahwan sejati.,
Sementara tentang Romo Brian Edward Daley SJ, Kardinal Ruini mengatakan, selama kurun waktu tahun 1978-1996 Prof. Daley SJ lebih banyak memberikan waktunya untuk mengajar teologi di Weston School of Theology in Cambridge, Massachusetts.
Sekarang, Prof. Daley SJ masih mengajar di University of Notre Dame dan selama berkarir sebagai pengajar teologi inilah, kata Vatikan, Romo Daley banyak berkecimpung dalam karya ekumenis membina relasi mesra dengan kelompok Gereja Ortodoks.
Dari tangannya lahir buku bertitel The Hope of the Early Church: A Handbook of Patristic Eschatology dan Companions in the Mission of Jesus, dan menjadi contributor untuk buku berjudul Handbuch der Dogmen geschichte.
“Selain berkarir sebagai sejarahwan profesional, Romo Daley merupakan sosok imam yang mendedikasikan hidup dan karyanya untuk Gereja,” kata Kardinal Ruini memuji sosok romo Yesuit Amerika ini.
Yayasan Joseph Ratzinger berdiri atas titah Sri Paus Benediktus XVI tanggal 1 Maret 2010. Salah satu tugas yang diemban oleh Komite Intelektual yayasan ini adalah mencari para calon peraih “Ratzinger Prize” yang memenuhi criteria penting yakni berdedikasi pada ilmu pengetahuan dan berjasa bagi Gereja pada umumnya.
Menurut Ketua Yayasan Joseph Ratzinger Mgr. Giuseppe Scotti, salah satu tujuan keberadaan yayasan ini adalah mengenang dedikasi para ilmuwan yang berhasil mendudukan perkara iman dan Tuhan dalam diskursus ilmiah seperti filsafat, teologi, dan sejarah.
Yang tak kalah penting adalah mencari kandidat mahasiswa doktoral teologi untuk diberi beasiswa dan menjadi promoter untuk acara-acara akademik.