Rendah Hati dan Hening Mendengarkan

0
1,392 views

Selasa, 27 Oktober 2015
Pekan Biasa XXX
Rom 8:18-25; Mzm 126:1-6; Luk 13:18-21

Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.”

INJIL hari ini menyatakan kepada kita tentang Yesus Kristus yang mengatakan bahwa Kerajaan Allah seperti biji sesawi dan ragi. Saya akan memusatkan perhatian pada yang pertama bahwa Kerajaan Allah seperti biji sesawi. Apa yang disampaikan dari kisah ini kepada kita?

Yesus menegaskan dua momen yang berbeda tentang biji sesawi. Pertama, saat benih ditaburkan ke tanah. Kedua, saat ia tumbuh jadi pohon. Yesus hendak menyatakan pertumbuhan yang luar biasa sejak benih ditaburkan, bertumbuh dan menjadi pohon.

Kisah itu dekat dengan kisah tentang sabda-Nya. Sabda itu tersembunyi dalam sejarah manusia dan bertumbuh. St. Lukas berpikir tentang Sabda Allah yang sudah berkembang namun terus berproses menjadi pohon. Yesus dan Roh Kudus menopang proses pertumbuhan Sabda itu.

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, sementara kita menyembah Yesus, kita belajar menjadi sadar bahwa Kerajaan Allah hadir di tengah kita. Ia tumbuh secara misterius dan berkembang dalam sejarah hidup kita.

Tuhan Yesus Kristus, Kerajaan-Mu adalah realitas kerendahan hati, tersembunyi, miskin dan hening, merasuk di antara perjuangan dan kesenangan hidup. Semoga kami memahami bahwa kami tak akan mampu menikmati buah Kerajaan Allah bila kami tidak rendah hati dan sikap hening mendengarkan kini dan selamanya. Amin.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here