MASA Prapaskah menjadi masa untuk membangun sikap tobat. Hal ini sudah diketahui oleh seluruh umat. Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah spiritualitas pertobatan itu bersumber dari mana?
Spiritualitas pertobatan bersumber dari Allah sendiri. Allah adalah sumber kerahiman dan belas kasihan. Allah tidak akan pernah menolak orang berdosa yang bertobat.
Bacaan injil hari ini (6 Februari 2018) menceritakan Hati Allah yang penuh dengan belas kasihan itu yang tanpa batas.
Maka pertanyaan Petrus kepada Yesus, sampai berapa kali ia hrs mengampuni saudaranya yang bersalah jepadanya? Jawaban Yesus amat sangat tegas ” sampai tujuh puluh kali tujuh”.
Pengampunan yang tanpa batas.
Dasar dari pengampunan yang tanpa batas itu adalah Hati Allah yang Maharahim. Maka kalau Allah memberikan pengampunannya kepada kita tanpa batas, kita diwajibkan untuk memberikan pengampunan kepada sesama juga tanpa batas. Dengan kata lain kita dituntut untuk menjadi pancaran belas kasih Allah kepada sesama.
Jangan pernah minta ampun kepada Tuhan, selama kita tidak bisa mengampuni sesama kita.
Doa Bapa Kami mengajarkan kepada kita “Ampunilah kesalahan kami… seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.”
Maka jangan pernah berdoa Bapa Kami, kalau masih ada rasa dendam dalam hati kita kepada sesama.
Oleh karena itu, keputusan untuk menggampuni bukanlah perasaan tetapi pilihan. Sekalipun hati masih sakit dan dongkol kita diwajibkan untuk mengampuni.
Semoga dengan belas kasih Allah yang telah kita terima, kitapun menjadi orang orang yang penuh dengan belaskasihan kepada sesama.
Salam penuh belas kasihan @dio.