Bacaan I: Hos. 2: 13.14b-15.18-19
Injil: Mat. 19: 18-26
SUATU sore, saat saya masih bertugas di Paroki Subang, ketika saya sedang jalan-jalan di sekeliling taman doa, saya melihat sepasang suami isteri yang sedang berdoa. Saya melihat ibu itu sedang mengandung.
Tak berapa lama bapak itu mendekati saya dan bertanya apakah saya Romo, dan saya mengiyakan. Bapak itu mohon berkat untuk istrinya. Ibu itu bercerita bahwa dia sedang gundah.
Dokter mengatakan bahwa dia harus melahirkan dengan cara operasi caesar, karena bayi dalam kandungannya sungsang. Ibu itu berharap bisa melahirkan normal. Dia datang dari Jakarta, khusus untuk berdoa agar bisa melahirkan normal.
Menurut dokter ia akan menjalani operasi caesar lusa.
Saya mengatakan kepada ibu itu, bahwa saya akan mendoakan agar operasinya berjalan lancar, ibu dan bayinya selamat. Ibu itu tidak mau, ngotot agar saya mendoakan dapat menjalani persalinan secara normal.
Apa pun penjelasan saya, ibu itu tidak mau pokoknya minta didoakan agar tidak operasi. Ia mengatakan, bahwa dirinya yakin Bunda Maria akan menolong maka minta saya mendoakan dan memberi berkat.
Dalam keraguan saya, saya mendoakan ibu itu. Dalam doa, saya berdoa mohon berdasar pada iman ibu ini; karena saya sendiri lebih berpikir rasional, percaya apa yang dikatakan dokter.
Malam hari, sekitar jam 9 saya menerima telpon dari bapak itu yang memberitakan bahwa istrinya sudah melahirkan anak laki-laki dengan persalinan normal.
Bapak itu bercerita setelah sampai rumah, istrinya ingin buang air kecil tetapi ternyata ketuban pecah. Segera dibawa ke rumah sakit dan sampai di rumah sakit setengah jam kemudian istrinya melahirkan dengan cara normal, ditolong bidan tanpa bantuan dokter, karena dokter masih dalam perjalanan ke rumah sakit.
Wow, saya seperti tertampar, betapa iman ibu itu luar biasa, dan mukjizat terjadi karena imannya.
Ibu yang sederhana, penuh iman, tidak berpikir ribet hanya yakin Tuhan itu baik dan bunda Maria pasti menolong.
Ibu itu berani menanggalkan pikiran dan alasan rasional dan mempercayakan diri pada rahmat Tuhan.