Renungan Harian 12 Mei 2020: Berdamai

0
403 views
Ilustrasi: Berdamai by ist
  • Bacaan I: Kis. 14:19–28.
  • Injil: Yoh. 14: 27-31.

BEBERAPA waktu yang lalu, Presiden Joko Widodo memberi pernyataan agar semua rakyat berdamai dengan virus Covid 19.

Pernyataan ini segera mengundang polemik luar biasa. Tanpa bermaksud membela Jokowi dan masuk dalam perdebatan tersebut, spontan dalam pemikiran saya, menyetui dan membenarkan pertanyaan itu.

Saya masih ingat waktu di Novisiat belajar latihan doa dasar menggunakan cara Sadhana. Saat latihan doa kami semua diminta tidak bergerak-gerak tetap tenang diam, dalam posisi doa yang sudah dipilih.

Apabila dalam perjalanan doa merasakan gatal atau ada bagian tubuh yang sakit diminta untuk merasakan bagian yang gatal dan sakit itu maka rasa gatal dan sakit itu akan hilang dan tidak mengganggu lagi.

Kami diminta untuk berdamai dengan rasa yang mengganggu itu. Semakin kami menolak rasa yang mengganggu itu maka kami semakin terganggu.

Pandemi covid 19 telah menimbulkan banyak kesulitan dan penderitaan pada banyak orang. Hampir semua orang di negara ini mau tidak mau dimasukkan dalam situasi yang sulit.

Mengeluh, marah, mencaci maki, menyalahkan orang lain tidak berguna karena tidak akan mengubah situasi.

Semua orang mau tidak mau harus menerima situasi ini.

Samuel Mulia dalam Harian Kompas Minggu 10 Mei 2020 mengatakan orang akan menerima situasi ini setelah kelelahan. Saat orang bisa menerima lalu orang bisa bergerak untuk mensikapi situasi ini.

Haruskah menunggu sampai lelah?

Berdamai dengan situasi yang sulit berarti berani memeluk situasi ini. Memeluk situasi sulit belajar dari para ibu yang mendengar tangis bayinya. Saat bayi itu digendong dan dipeluk, ibu mengerti apa yang terjadi dengan bayinya.

Demikian pula kalau kita mau memeluk penderitaan ini maka aku bisa menemukan banyak rahmat dibalik situasi yang sulit ini. Rahmat untuk berjuang dengan cara dan passion yang baru.

Sabda Tuhan hari ini meminta kita untuk tidak gelisah dan gentar hati; damai sejahtera telah Ia berikan. Kiranya Tuhan mengajak kita untuk berdamai dengan situasi yang sulit.

Tidak seharusnya gelisah dan gentar. Di balik situasi yang sulit ini ada banyak rahmat bila aku mau berdamai dan memeluknya.

Pertanyaan bagiku mau dan mampukah aku berdamai dengan situasi yang sulit ini atau aku membiarkan diriku mengeluh, marah dan menolak situasi ini hingga aku kelelahan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here