- Bacaan I: Kis. 15: 22–31.
- Injil: Yoh. 15: 12–17
BEBERAPA waktu lalu istilah PHP sempat populer di kalangan orang muda. Istilah itu menunjuk perilaku orang yang dalam hubungan percintaan, tetapi tidak mempunyai komitmen yang benar, hanya untuk sekedar iseng atau untuk mendapatkan keuntungan.
Kendati istilah PHP dalam percakapan sehari-hari di kalangan anak muda, sering kali muncul dalam candaan, akan tetapi dalam kejadian yang sesungguhnya, bisa amat menyakitkan.
Ada banyak kisah orang yang menjadi korban PHP. Salah satu pihak sungguh-sungguh mencintai pasangannya, dan sudah merajut mimpi masa depan. Orang ini dalam menjalin hubungan, merasa bahwa pasangannya sungguh-sungguh mencintainya. Banyak peristiwa indah yang telah dilewati berdua.
Namun dalam perjalanan waktu, ternyata pasangannya ini memilih orang lain untuk menjadi pasangan hidupnya. Selama ini ia tidak sungguh-sungguh mencintai pasangannya itu. Ia hanya ingin bersenang-senang atau untuk mendapatkan “keuntungan” saja.
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan Yohanes menyebutkan bahwa Allah yang memilih aku menjadi sahabatnya.
Dan pasti aku “mengiyakan” dan bersyukur dipilih menjadi sahabatnya. Dengan aku mengimani maka aku “mengiyakan”.
Lebih jauh Sabda Tuhan menyebutkan:”Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.”
Maka ukuran menjadi sahabat bukan hanya karena aku dipilih dan “mengiyakan”, akan tetapi melaksankan perintahNya.
PerintahNya adalah agar aku saling mengasihi, seperti Dia mengasihi aku, bahkan dengan mengorbankan nyawanya.
Pertanyaan yang mucul adalah benarkah aku mengasihi orang lain seperti Dia mengasihi aku?
Jangan-jangan aku “mengiyakan” dipilih menjadi sahabatnya sejauh aku mendapatkan keuntungan dan aku penikmat keuntungan itu?
Jadi selama ini aku “nge-php-in” Tuhan?
Iwan Roes RD
PS: Untuk membaca renungan sebelumnya, silakan kunjungi dan follow IG kami:
- @clcindonesia
- @clcjakarta
- @clcbandung
- @clcyogyakarta
- @clclokalsurabaya