Bacaan I: Yes 26: 7-9.12.16-19
Injil: Mat. 11: 28-30
DI sebuah stasi ada seorang nenek. Menurut anak-anaknya, usianya sudah lebih dari 100 tahun. Meski badannya sudah bongkok, nenek ini masih bisa jalan sendiri bahkan saya pernah melihat beliau masih bisa menyapu di kebun.
Artinya meski usianya sudah amat lanjut, nenek ini masih cukup mandiri.
Setiap kali bertemu dengan saya, nenek ini selalu bertanya kapan dirinya dipanggil Tuhan. Teman-temannya semua sudah dipanggil Tuhan. Bahkan setiap kali mendengar ada orang yang meninggal, nenek ini selalu mengeluh kenapa mesti orang itu yang dipanggil lebih dulu bukan dirinya.
Pernah dalam sebuah perjumpaa,n ketika saya berkunjung ke rumahnya, nenek bertanya:
“Rama, saya sudah pengin banget dipanggil Tuhan, saya sudah siap. Saya sudah rindu bertemu dengan Tuhan. Apa dosa saya sehingga Tuhan belum memanggil saya? Rama, tolong doakan saya biar Tuhan cepat memanggil saya.”
Saya merasa kasihan melihat nenek itu. Di kala banyak orang merindukan umur panjang, nenek ini mendapatkan anugerah umur panjang dan sehat justru ingin segera dipanggil.
Kerinduannya untuk dipanggil sungguh luar biasa. Beliau merasa sudah cukup berziarah di dunia ini. Beliau sudah banyak bersyukur boleh melihat anak, cucu dan cicit semua mapan dan bahagia. Menurut saya pengalaman syukur inilah yang menjadikan nenek ingin cepat dipanggil.
Kiranya kerinduan umat Israel akan penyelamat dari Allah sebagaimana digambarkan oleh nabi Yesaya: “Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, dan dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi” menggambarkan kerinduan semua orang akan Tuhan. Mereka yang merindukan Tuhan adalah mereka yang mengalami kasih Tuhan, mereka yang mengalami syukur atas kelimpahan kasih Tuhan.
Adakah kerinduanku akan Tuhan?