PW St. Pius X, Paus
Bacaan I: Yeh. 37: 1-14
Injil: Mat. 22: 34-40
DALAM sebuah berita disebutkan, seorang ahli teologi kebebasan Leonardo Boff, dalam sebuah diskusi tentang agama dan kebebasan bertanya kepada Dalai Lama, tokoh spiritual Tibet:
“Menurut anda, agama apa yang terbaik di dunia ini?”
Karena Dalai Lami adalah tokoh spiritual agama Buddhis, maka Boff mengira beliau akan menjawab bahwa agama yang terbaik adalah agama Buddhis.
Ternyata Dalai Lama menjawab: “Agama terbaik adalah agama yang lebih mendekatkan anda pada Cinta (Tuhan), yaitu agama yang membuat anda menjadi orang yang lebih baik.”
Boff bertanya lagi: “Apakah tanda agama yang membuat kita lebih baik?”
Dalai Lama menjawab: “Agama apapun yang bisa membuat anda lebih welas asih, lebih berpikiran sehat, lebih objektif dan adil, lebih menyayangi, lebih manusiawi, lebih punya rasa tanggungjawab, lebih beretika. Agama yang punya kualitas seperti di atas adalah agama terbaik.”
Lebih lanjut Dalai Lama berkata: “Tidak penting bagiku kawan, apa agamamu, tidak peduli Anda beragama atau tidak. Yang betul-betul penting bagi saya adalah perilaku anda di depan kawan-kawan anda, di depan keluarga, lingkungan kerja dan dunia.”
Banyak orang sering terjebak untuk menyatakan bahwa agama yang dianutnya adalah agama terbaik. Sehingga ada kecenderungan untuk merendahkan agama lain dan membela agamanya setinggi-tingginya.
Banyak orang sering terjebak dalam perdebatan untuk menunjukkan agamanya yang paling baik. Tidak jarang perdebatan berujung pada pertikaian yang tidak pernah berakhir.
Adakah dengan aku merendahkan agama lain menjadikan agamaku lebih baik? Adakah dengan membela agamaku setinggi-tingginya menjadikan agamaku luar biasa? Adakah dengan berdebat menjadikan agamaku semakin dihormati?
Agamaku tidak perlu aku bela dengan merendahkan agama lain. Agamaku tidak perlu aku bela dalam perdebatan yang kubayar dengan keberanian bertikai.
Satu hal yang penting, aku berjuang dari hari ke hari, dari waktu ke waktu agar hidupku, tindakanku dan perkataanku semakin mengasihi Tuhan dengan segenap hatiku, dengan segenap jiwaku dan segenap akal budiku.
Dan Aku, lewat hidupku, tindakanku dan perkataanku, semakin mengasih sesamaku seperti aku mengasihi diriku sendiri.