Renungan Harian 28 Januari 2021: Misa Online

0
514 views
Ilustrasi - Misa online. (Ist)


PW. St. Thomas Aquino, Imam dan Pujangga Gereja
Bacaan I: Ibr. 10: 19-25
Mrk. 4: 21-25
 
SALAH satu dampak besar dari pandemi virus covid-19 bagi Gereja adalah ditiadakannya perayaan ekaristi dengan kehadiran umat. Pada awal-awal merebaknya pandemi covid-19, hampir semua Gereja meniadakan perayaan ekaristi dengan kehadiran umat; sebagai gantinya diadakan perayaan ekaristi online melalui live streaming.

Dengan demikian hampir semua paroki berjibaku untuk mengadakan perayaan ekaristi online.

Berjibaku bukan hanya soal  menyediakan sarana dan prasarana tetapi para imam membiasakan diri untuk melayani perayaan ekaristi secara online.
 
Dalam perjalanan waktu umat mulai terbiasa dengan perayaan ekaristi online, dan bahkan banyak umat yang merasa senang dengan perayaan ekaristi online karena ada kebebasan memilih waktu dan gereja yang mau diikuti; menjadi tidak terbatas pada gerejanya sendiri.

Meski demikian banyak yang tetap merasa kurang karena tidak dapat menerima Tubuh Kristus.
 
Salah satu dampak kurang baik dengan terbiasa mengikuti perayaan ekaristi online, ketika banyak gereja mulai mengadakan perayaan ekaristi dengan kehadiran umat, banyak umat yang tetap memilih ikut perayaan ekaristi online.

Alasan mereka adalah ikut perayaan ekaristi online lebih menyenangkan karena tidak terbatas dengan paroki sendiri, tidak harus keluar rumah dan lebih santai.

Menurut mereka, kalau selama ini dianggap sah dan benar dengan perayaan ekaristi online, maka tidak salah kalau tetap ikut perayaan ekaristi online, meski seharusnya sudah bisa mengikuti perayaan ekaristi di Gereja.
 
Nampaknya pemahaman tentang perayaan ekaristi online sebagai upaya pastoral luar biasa karena adanya kejadian luar biasa tidak ditangkap dan dimengerti.

Padahal ada hal-hal penting dan mendasar yang hilang dengan adanya perayaan ekaristi online.
 
Salah satu hal penting dan mendasar yang hilang adalah perjumpaan antar umat yang menunjukkan persekutuan.

Kehadiran umat dalam perayaan ekaristi, bukan hanya soal kepentingan saya pribadi, tetapi saya hadir dalam persekutuan Gereja yang merayakan ekaristi.

Umat hadir dalam persekutuan dan mengambil bagian dalam Tubuh Kristus yang satu dan sama. Persekutuan adalah ciri dan identitas Gereja. Gereja adalah persekutuan umat beriman.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam surat kepada jemaat Ibrani: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadat umat, seperti dibiasakan oleh beberapa orang.”
 
Bagaimana dengan aku?

Adakah aku sadar bahwa aku  bagian dari persekutuan dalam Gereja?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here