Hari Raya Penampakan Tuhan
Bacaan I: Yes. 60: 1-6
Bacaan II: Ef. 3: 2-3a. 5-6
Injil: Mat. 2: 1-12
DALAM bincang-bincang menjelang akhir tahun seorang teman bercerita: “Wan, tahun ini benar-benar tahun yang amat gelap. Saya sungguh-sungguh bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Aku telah banyak kehilangan mata pencaharian, usahaku telah hancur. Kini aku harus mulai dengan usaha baru dan belum bisa dikatakan berhasil, meski bisa membantu kami untuk bertahan.
Orang-orang yang kucintai, sahabat-sahabatku telah mendahului aku karena covid-19. Aku hanya mendengar berita itu, dan tidak bisa melihat mereka untuk terakhir kali, hanya bisa melihat video pemakamannya.
Sedih sekali rasanya melihat apa yang terjadi. Aku hanya bisa berdoa untuk kebahagiaan abadi sahabat-sahabatku.
Wan, aku sendiri sempat panik dan saya pikir kami juga berakhir seperti sahabat-sahabatku. Ketika aku pulang ngantar pesanan aku dapat kabar bahwa salah satu langgananku positif covid.
Aku bingung, bagaimana dengan aku kalau sampai terpapar juga. Untunglah dari pemeriksaan aku dinyatakan negatif; syukur pada Allah kataku.
Wan, sejujurnya ada banyak kekhawatiran dalam diriku untuk menghadapi hari-hari ke depan. Tahun baru yang segera tiba apakah membuat aku punya harapan baru?
Aku sendiri tidak yakin. Tetapi kalau aku ditanya apakah aku tidak punya harapan? Aku dengan yakin menjawab aku punya harapan.
Namun kekhawatiran dan keraguanku rasanya lebih besar dari pada keyakinanku akan harapan.
Pada awalnya aku punya harapan besar bahwa tahun baru akan menjadi harapan baru. Tetapi ternyata yang terjadi semakin mendekati akhir tahun semakin parah keadaannya.
Pembatasan kembali diperketat dan kekhawatiran akan virus semakin besar. Itu yang membuat kekhawatiran dan keraguanku lebih besar.
Wan, harapanku aku bisa melihat cahaya di tahun yang baru, aku mau melihat cahaya yang menuntun keluar dari situasi ini.
Aku berjuang dan berjuang untuk melihat cahaya itu.”
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan St. Matius betapa gembira para sarjana itu ketika melihat bintang itu lagi: “Melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.”
Bagaimana dengan aku?
Apakah aku melihat cahaya di depan?