Renungan Harian 30 Januari 2021: Petir

0
648 views
Ilustrasi - Penampakan petir. (ist)

Bacaan I: Ibr. 11: 1-2. 8-19
Injil: Mrk. 4: 35-41

BEBERAPA waktu yang lalu, saya berkunjung ke rumah seorang teman.

Teman saya menemui saya bersama isetri dan ketiga putera-puteri mereka. Teman saya bekerja di luar kota, sehingga dia pulang untuk berkumpul dengan keluarga hanya satu kali dalam sepekan.

Hari saya berkunjung adalah hari di mana teman saya sedang libur.

Saya senang melihat keharmonisan keluarga itu. Keluarga  akrab satu dengan yang lain nampak dari gurauan-gurauan di antara mereka.

“Ya begini Romo, kalau papanya di rumah, semua maunya dengan papanya, mamanya gak kebagian,” kata isterinya.

“Kan, kami sudah selalu sama mama, bosan juga kali Ma,” kata anak yang paling besar.

“Awas ya kalian, kalau nanti papa sudah berangkat lagi, mama gak mau deket-deket sama kalian, sana kalian sama bibi,” jawab mamanya.

“Sombong, mentang-mentang dibutuhin,” celetuk anak paling kecil.

Celetukan itu sontak menjadikan kami semua tertawa.

“Romo, itu anak-anak susah diberi tahu kalau lagi hujan deras dan petir, jangan main HP dan nonton TV, berbahaya kan romo?,” kata teman saya.

“Mereka itu susah diberi tahu, untuk berhenti sebentar main HP dan nonton TV,” lanjut teman saya.

“Sebenarnya anak-anak itu kalau hujan dan ada petir tetap main HP kalau ada papanya. Kalau papanya tidak ada, kami semua pasti berkumpul di kamar karena takut,” kata isterinya.

“Sering kali kalau hujan deras terus ada petir, dan papanya tidak ada itu sedih, karena kami semua itu tidak tenang dan tidak nyaman. Dan sering kali kalau papanya di rumah malah tidak hujan, giliran sudah berangkat hujan deras,” lanjut isterinya.

“Kenapa kalian takut dengan hujan dan petir? Kalau kalian di rumah tenang-tenang kan tidak apa-apa?,” tanyaku kepada anak-anaknya.

“Tidak tahu, tetapi kalau ada papa, nyaman aja dan malah senang lihat hujan,” jawab anak yang besar.

“Kan nanti kalau bobok ditemenin papa,” tambah si kecil.

Percakapan dengan keluarga teman saya, memberi gambaran kepada saya betapa kehadiran bapak dalam keluarga itu memberikan rasa aman dan nyaman bagi keluarga.

Meskipun ada hujan besar dan petir yang menakutkan, tidak menjadikan keluarga itu khawatir dan ketakutan.

Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan St. Markus, kehadiran Yesus menjadikan badai yang dahsyat tidak membahayakan.

Yesus menjadi jaminan keselamatan dalam situasi yang paling buruk sekali pun. “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”.

Bagaimana dengan aku?

Akankah aku menyadari kehadiran Tuhan dalam hidupku sehingga aku merasa aman dan nyaman?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here