Bacaan I: Kej. 37: 3-4. 12-13a. 17b-28
Injil: Mat. 21: 33-43. 45-46
SORE itu, sepulang bapaknya dari kantor, seorang anak dengan bangga menunjukkan raport kenaikan kelasnya. “Pa, aku ranking 1 pararel lagi,” kata anak itu dengan bangga.
“Wah hebat nih anak Papa, selamat ya Nak, Papa bangga sama kamu,” jawab bapaknya.
Bapak itu duduk melihat rapor anaknya sambil tersenyum bangga.
“Nak, yang ranking 2 masih temanmu yang itu?,” tanya bapak itu sambil melihat rapor.
“Iya pa, masih dia,” jawab anak itu.
“Nak, papa, bahagia dengan hasil studimu, dan Papa bangga sama kamu. Papa ingin ngomong sama kamu dan ini penting,” kata bapak itu.
“Mau ngomong apa? Serius banget?,” tanya anak itu penasaran.
“Nak, tidak mengurangi kebahagiaan dan kebanggaan Papa terhadapmu, Papa berharap kamu tidak bangga berlebihan dan juga jangan merasa hebat karena ranking 1. Menurut papa, temanmu yang ranking 2 itu lebih hebat. Kenapa?
Kamu kenal dan tahu kan, temanmu yang ranking 2 itu setiap pulang sekolah langsung kerja untuk membiayai hidup ibu dan dua adiknya?
Bahkan kalau hari libur dia akan kerja seharian? Dia sekolah tetapi harus memikirkan bagaimana mendapatkan uang untuk menghidupi ibu dan dua orang adiknya.
Bayangkan kapan dia punya waktu belajar, pulang kerja pasti sudah capek, itu pun masih harus mengurus rumahnya.
Sekarang lihat dirimu, tugasmu hanya sekolah, itupun kamu masih ada guru les yang menemanimu belajar. Kamu punya fasilitas yang lengkap, semua kebutuhanmu terpenuhi.
Artinya seharusnya kamu bisa lebih lagi dibandingkan dengan temanmu itu.
Nak, Papa mengingatkan kamu supaya kamu berani menjadi pejuang jangan menjadi penikmat. Dengan fasilitas yang tersedia seharusnya memacu dirimu untuk lebih berprestasi, menggunakan fasilitas yang tersedia semaksimal mungkin untuk mendapat hasil, mendapataan prestasi yang maksimal.
Jangan sampai karena adanya fasilitas menjadikan kamu penikmat fasilitas, tidak menggunakan fasilitas semaksimal mungkin untuk mendapat hasil atau prestasi yang maksimal tetapi menikmati fasilitas untuk memenuhi kesenangan dan kenyamananmu.
Papa, berharap mulai sekarang sampai nanti, kapan pun, kamu selalu menjadi pejuang. Selalu berani memanfaatkan fasilitas yang tersedia, sesedikit apa pun fasilitas yang tersedia, kamu harus bisa memberikan hasil yang maksimal.
Hal penting juga jangan pernah menyalahkan fasilitas bila tidak memberikan hasil yang maksimal, jangan tergantung dengan fasilitas.
Daya juang dan semangat juang jauh lebih penting. Belajar dari temanmu itu, dengan fasilitas yang amat terbatas tetapi memberikan hasil yang luar biasa.
Nak, zaman sekarang banyak orang ribut tentang fasilitas, berteriak menuntut disediakan dan dipenuhi fasilitas tetapi fasilitas itu bukan untuk menghasilkan karya yang maksimal tetapi untuk dinikmati, untuk memenuhi kenyamanan dan kesenangannya,” bapak itu mengakhiri nasihatnya.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan St. Matius, Yesus mengkritik sikap orang Farisi dan Ahli Taurat yang menjadi penikmat fasilitas dan lupa akan tujuan adanya fasilitas itu.
“Sebab itu, Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.”
Bagaimana dengan aku?
Adakah aku seorang penikmat?