Renungan Harian Jumat, 27.09.19 PW. St. Vincensius a Paulo, Luk 9:19-22: Yesus, Sang Kristus

0
1,678 views
St. Vincentius a Paolo (Ist)

DALAM kesempatan retret dengan tema Integritas Imamat, diadakan sesi menemukan keutamaan keutamaan. Dalam sessi ini, para romo diajak untuk melihat, merasakan dan memberi kesan keutamaan yg dimiliki oleh temannya.

Hal ini ternyata tidak gampang. Ada banyak hal yang menyebabkan mengapa tidak gampang. Salah satu faktornya adalah karena kurang mengenal secara pribadi.

Dalam bacaan Injil yg kita renungkan pada hari ini, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, “Siapakah Aku ini?”

Bagi banyak orang yg kurang dekat dengan Yesus menjawab bahwa Dia adalah salah seorang nabi zaman dulu yang telah bangkit.

Bagaimana dengan ke-12 murid-Nya yang setiap hari bersama dengan Dua?

Para murid yang diwakili oleh Petrus memberikan jawaban bahwa Yesus adalah Kristus. Kristus atau Mesias adalah sama.

Kristus atau Mesias adalah seorang pembebas. Kalau Yesus adalah Kristus yg dari Allah, itu berarti bahwa Yesus diutus ke dunia ini untuk membebaskan manusia dari cengkeraman dosa.

Cara untuk menjadi pembebas dari belenggu dosa manusia adalah dengan penderitaan, ditolak oleh tua tua, para imam kepala dan ahli taurat, lalu dibunuh namun diangkitkan pada hari yang ketiga.

Inilah keunggulan Tuhan kita Yesus Kristus bagi kita. Demi menebus dosa manusia Dia mengorbankan diri-Nya bahkan hidup-Nya. Dia mati untuk menjadi silih bagi dosa dosa kita.

Maksudnya apa Mesias sampai mengorbankan nyawa-Nya? Maksudnya tidak lain supaya manusia yg telah rusak karena jatuh dalam dosa, dikembalikan seperti maksud Allah ejak semula, yakni diciptakan oleh Allah dan secitra dengan-Nya.

Oleh karena itu, marilah kita semakin akrab dengan Yesus, sehingga kita tahu siapa Dia. Rumusan Yesus adalah Mesias, itu yg kita imani dan tertulis dalam Kitab Suci.

Tetapi secara personal Siapakah Dia? Lewat pengalaman hidup sehari hari Dia selalu menyapa kita. Dia selalu membimbing dan menuntun kita. Kita buka hati dan mata iman kita untuk menangkap kehadiran Tuhan.

Dia hadir dan menyapa kita kewat peristiwa peristiwa oengalaman hidup harian kita. Pengalaman itu tidak harus lewat petistiwa heroik, tetapi lewat perjumpaan dan rutinitas yg kita jalani Ia selalu menyapa kita.
Tuhan memberkati anda dan seluruh keluarga.@diopr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here