Mat. 7:21.24-27
Orang menyerukan nama Tuhan dengan segala sifatnya, tetapi seruan itu hanya untuk bertindak anarkis. Berita macam ini mudah sekali kita temukan.
Apakah tidak aneh? Jawabannya jelas aneh sekali.
Adakah sebutan Tuhan dengan sifatnya yang mahaagung, mahabesar tetapi merusak? Dalam ajaran agama apapun saya rasa tidak ada. Agama apa pun pasti mengajarkan kedamaian, keharmonisan, kerukunan dan cinta kasih.
Hari ini Yesus bersabda kepada kita: “Bukan setiap orang yang berseru-seru kepada-Ku, ‘Tuhan! Tuhan’ akan masuk Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga.”
Tidaklah cukup kita berbicara soal Tuhan dengan segala sifatnya, tetapi perilakunya amburadul. Tuhan dan ajarannya tidak hanya kita ketahui, tetapi juga harus kita pahami dan kita laksanakan.
Bagaimana kita tahu bahwa seseorang itu sungguh pelaksana firman atau tidak?
Cirinya ketika orang bersikap disaat menghadapi masalah. Orang yang melakukan sabda Tuhan ketika menghadapi masalah seperti halnya rumah yang dibangun di atas batu.
Sekalipun ada angin dan badai yang menghantamnya, rumah itu tetap kokoh berdiri. Bila sabda Tuhan tidak menjadi dasar hidupnya, bagaikan rumah yang dibangun atas dasar.pasir.
Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah, apa yang menjadi fondasi hidup kita? Sungguhkah sabda Tuhan membawa dampak bagi hidup kita?
Kalau Yesus bersabda kasihilah sesamamu manusia, sungguhkah kita dengan tulus mengasihi saudara saudara kita?
Mengapa kita harus kawatir dengan hidup kita? Bukankah Yesus bersabda, “Janganlah kamu kawatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan dan minum? Bukankah burung-burung di udara tidak menanam dan tidak menuai, tetapi mereka diberi hidup?”
Maka jadikanlah sabda Tuhan sebagai pendorong bagi kita untuk berbenah dan berubah.
Dengan demikian sabda Tuhan sungguh mentransformasi hidup kita.
Tuhan melimpahkan berkat-Nya untuk kita sekeluarga.@diopr
