PADA hari Jumat kemarin saya mengikuti seminar yang diadakan Sanata Dharma Berbagi. Tema yang diambil sangat menarik, yakni: Masyarakat yang Peka: Sebuah Tinjauan Psikologis.
Dalam seminar ini salah seorang narasumber, yakni Dr. Maria Laksmi Anantasari, M.Si mengupas tuntas tentang “Perempuan yang Bertumbuh dalam Tekanan: Kisah Asuh Para Ibu”.
Dalam presentasinya, dia menyoroti perjuangan para ibu yang mempunyai anak yang berkebutuhan khusus (autis). Perjuangan mereka tidak sementara waktu, tetapi sepanjang hayat. Perjuangan antara tersakiti dan menyayangi.
Dalam bacaan injil hari ini Yedus berjumpa dengan orsng Saduki. Mereka termasuk golongan yang tidak percaya akan kebangkitan. Mereka berpandangan bahwa apa yang terjadi di dunia ini sama dengan yang terjadi pada hari kebangkitan.
Kalau pandangan orang Saduki dibenarkan oleh Yesus, betapa tidak adilnya Allah.
Dalam pengajaran-Nya tentang kebangkitan, Yesus menyampaikan:
“Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan para malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan”.
Saya yakin perjuangan para ibu yang mempunyai anak yang berkebutuhan khusus tidaklah sia-sia. Lewat pribadi pribadi yang istimewa inilah pada hari kebangkitan nanti para ibu akan sama dengan para malaikat dan menjadi anak-anak Allah.
Tuhan memberkati anda dan seluruh keluarga.@diopr