HARI ini Gereja merayakan pesta St. Simon dan Yudas Rasul. Bacaan yang kita dengarkan pada hari ini menceritakan Yesus memilih 12 orang murid untuk menjadi rasul-Nya.
Rasul itu berarti utusan Tuhan. Menjadi utusan berarti mengikuti perintah yang mengutusnya. Maka para murid yang diutus oleh Yesus berarti mereka harus mengikuti perintah-Nya.
Yesus memerintahkan para rasul-Nya untuk mewartakan kabar gembira. Wujud konkret dari mewartakan kabar gembira Kristus adalah menyembuhkan orang sakit, mengusir roh roh jahat.
Tugas perutusan Yesus ini tetap relevan untuk zaman ini. Di zaman ini yang namanya sakit tidak hanya fisik tetapi juga sakit rohani. Orang tampaknya secara fisik sehat tetapi rohaninya sakit.
Contohnya orang tega menganiaya saudaranya. Karena warisan orang tega nembunuh saudara kandungnya. Orang tidak menghargai martabat sesamanya. Masih banyak lagi peristiwa peristiwa miris yang sungguh memprihatinkan.
Setan di zaman ini pun bentuknya bukan lagi hantu, tetapi wujudnya berita berita bohong yang memecah belah persaudaraan.
Dalam situasi macam ini kita diutus untuk membawa kabar gembira.
- Di saat orang bermusuhan, kita diutus untuk mewartakan persaudaraan.
- Di saat orang saling membenci, kita diutus untuk saling mencintai.
- Di saat orang saling membenci, kita diutus untuk saling mencintai.
- Di saat orang hidupnya mementingkan diri sendiri, kita diutus untuk mengembangkan semangat solidaritas.
- Di saat orang hanya mencari kesalahan orang lain, kita diutus untuk mengembangkan semangat mengapresiasi.
Tentu masih banyak lagi cara-cara yang bisa kita kembangkan untuk mewartakan kabar suka cita dalam hidup kita ini.
Kita akan mengawali dari mana? Awalilah dari diri kita, keluarga kita, lingkungan di mana kita tinggal dan di tempat-tempat kita berkarya.
Tuhan memberkati anda dan seluruh keluarga anda.@diopr