Rabu, 19 Mei 2021
- Kis. 20: 28-38.
- Injil: Yoh. 17: 11b-19
BEBERAPA tahun yang lalu, ada seorang teman yang mengatakan kepada saya bahwa dirinya akan maju dalam pencalonan sebagai anggota DPR RI melalui partai politik tertentu.
ia mengatakan bahwa dirinya sudah siap untuk terjun dalam dunia politik. Dia dengan penuh semangat menyampaikan keprihatinannya akan negara ini dan apa yang hendak diperjuangkan.
Setelah dia mengatakan keprihatinannya dan idealismenya, saya bertanya: “Kamu punya uang berapa? Apa yang telah kamu kerjakan untuk daerah pemilihan yang menjadikan kamu dikenal d isana?”
Dia agak tidak senang dengan pertanyaan saya.
“Mo, kenapa justru bukan menyemangati, tetapi malah mengendorkan semangat. Bukankah romo selalu meminta agar umat katolik terlibat dalam dunia politik?,” jawabnya agak ketus.
“Mas, pertama saya mau mengajak untuk berhitung dengan riil. Kehendak luar biasa untuk maju sebagai calon anggota DPR RI itu amat baik dan mulia, tetapi harus berhitung benar.
Terlibat dalam dunia politik, tidak identik dengan menjadi anggota partai atau anggota legislatif. Terlibat dalam kehidupan bermasyarakat itu berpolitik,” jawab saya.
Seorang teman lain yang ada disitu dan mendengar percakapan kami, juga ikut nimbrung.
“Saya mah, cukup jadi ketua RT saja. Bahwa saya dipilih warga menjadi RT adalah bagian keterlibatan saya dalam dunia politik. Artinya saya terlibat dalam kehidupan bermasyarakat.
Saya orang katolik satu-satunya di antara warga RT saya. Dengan saya dipilih mereka melihat bukan agama tetapi keterlibatan. Sebenarnya saya prihatin banyak orang katolik yang tidak mau terlibat di masyarakat, seolah ketika sibuk di Gereja sudah cukup.”
Percakapan dengan teman-teman itu menyadarkan betapa banyak orang Katolik yang sering kali begitu aktif di Gereja, tetapi justru tidak dikenal oleh warga di sekitar tempat tinggalnya.
Atau kalau pun dikenal tetapi tidak mau terlibat dalam kegiatan warga.
Padahal panggilan dan perutusan setiap orang Katolik adalah terlibat dalam dunia. Mulai dengan lingkungan yang paling kecil yaitu warga di sekitar tempat tinggalnya.
Sebagaimana sabda Tuhan sejauh diwartakan dalam Injil Yohanes: “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.”
Bagaimana dengan aku?
Apakah aku telah melibatkan diri dalam masyarakat di sekitarku?