Renungan – Saling Meneguhkan

0
296 views
Ilustrasi - Berpelukan untuk saling meneguhkan. (Ist)

Renungan Harian
Senin, 31 Mei 2021
Pesta St. Perawan Maria Mengunjungi Elisabet
Bacaan I: Zef. 3: 14-18a
Injil: Luk. 1: 39-56
 
BEBERAPA tahun lalu, dalam sebuah pertemuan dengan anak-anak calon komuni pertama, saya meminta anak-anak untuk menggambar pengalaman berjalan-jalan dengan bapak dan ibu mereka.

Anak-anak seperti biasa amat riuh dan bekerja sambil terus bertanya boleh begini atau boleh begitu.

Setelah selesai, mereka saya minta menunjukkan gambarnya ke teman-temannya dan bercerita tentang apa yang digambarnya.
 
Pada saat itu ada dua orang anak yang menggambar dirinya dengan ibunya.

Saya bertanya spontan

“Papanya kemana, gak ikut?”

Anak itu menjawab dengan polos: “Papanya gak ada.”

Saya pikir, papa kedua anak itu sudah meninggal.

Dalam kesempatan lain, saya minta anak-anak menggambar pengalaman berdoa dalam keluarga.

Dan lagi kedua anak itu hanya menggambar dirinya dan ibunya.

Ketika saya tanya apakah tidak ada anggota keluarga lain yang ikut, kedua anak itu menjawab bahwa dia hanya tinggal dengan mamanya.
 
Pada suatu hari, saya bertemu dengan ibu-ibu dari anak-anak yang mengatakan papanya tidak ada.

Karena mereka datang bersamaan, maka saya berpikir kedua ibu itu ingin bertemu dengan saya berdua.

Setelah berbasa-basi sejenak, salah satu ibu itu bercerita bahwa dirinya memang tidak bersuami.

Bukan karena suaminya sudah meninggal, akan tetapi ibu bercerita bahwa ia mengandung di luar pernikahan dan pacarnya pergi tidak bertanggung jawab.

Ibu itu oleh orangtuanya dititipkan di sebuah “rumah” yang menolong perempuan yang hamil di luar nikah.

Awalnya, orangtuanya meminta agar digugurkan. Tetapi ibu itu tidak mau, karena dia ingin merawat anaknya.

Sekarang dia menjadi orangtua tunggal dan hidup dari wiraswasta, sehingga bisa bekerja sembari tetap merawat anaknya.
 
Saya amat terkejut dengan cerita ibu itu, karena amat pribadi dan ternyata mereka datang berdua suatu kebetulan, bukan datang berdua sebagaimana dugaan saya.

Maka saya menawarkan agar bertemu satu persatu, tetapi mereka mengatakan tidak apa-apa berdua.

Ternyata ibu yang kedua mempunyai pengalaman yang kurang lebih sama.

Ibu yang kedua juga mengandung di luar pernikahan dan diusir oleh orangtuanya.

Sehingga dia merantau di kota ini dan ditampung oleh salah seorang sahabatnya.

Sekarang ibu itu punya toko pakaian dan menjahit, sehingga tetap kerja sembari mengasuh anak.
 
Entah bagaimana tanpa diminta kedua ibu itu saling berpelukan dan menangis.

Mereka mengatakan satu sama lain bahwa mereka senasib, dan mengatakan kita perempuan kuat.

Ini pilihan dan kami bahagia dengan pilihan ini.

Mereka mengungkapkan walau mengalami banyak penderitaan tetapi rahmat yang diterima jauh lebih banyak.
 
Saya tertegun melihat kedua ibu tiba-tiba bisa saling berbicara meneguhkan satu dengan yang lain.

Sebuah perjumpaan kedua ibu yang luar biasa, perjumpaan yang tiba-tiba saling meneguhkan satu dengan yang lain.

Saya yang melihat semua itu merasakan betapa besar kasih Tuhan.

Tuhan yang tidak pernah meninggalkan umatNya, tidak memandang kelemahan dan kekurangan umatNya, tetapi yang selalu menerima dengan kasih yang luar biasa.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas, perjumpaan Maria dan Elisabet adalah perjumpaan dua orang beriman yang saling meneguhkan.

“Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”
 
Bagaimana dengan aku?

Apakah perjumpaanku dengan orang lain juga perjumpaan yang saling meneguhkan?
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here