ADA lho orang yg kerjaannya melulu mencari kesalahan orang lain.Orang macam ini merasa sukses bila menemukan kesalahan orang lain.Orang merasa gembira bila bisa menyalahkan orang lain.
Di matanya tidak ada nilai yg baik, adanya kesalahan dan kekurangan. Orang macam ini adalah orang yg sakit mentalnya.
Bacaan Injil yg kita dengarkan pada hari ini menceritakan tindakan Yesus yg menyembuhkan seorang yg lumpuh tangan kanannya pada hari sabat. Tetapi hal itu tidak berkenan di hati para ahli taurat dan kaum Farisi.
Bahkan mereka sampai mengamat amati Yesus kalau kalau Ia menyembuhkan orang pada hari sabat.
Bagi mereka kemanusiaan boleh diabaikan demi tegaknya humum. Dengan demikian apa yang mereka abdi? Hukum atau keselamatan manusia?
Opsi Yesus sangat jelas. Sekalipun hari sabat -menurut tradisi Yahudi- Ia memilih menyelamatkan.
Dengan demikian hukum menyelamatkan manusia, bukan manusia menyelamatkan hukum.
Hari sabat diperlakukan supaya manusia berhenti dari seluruh pekerjaannya.
Tujuannya supaya seluruh waktu sabat untuk memuliakan Tuhan. Maka kalau Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat, bukan berarti Yesus melanggar hukum tetapi justru Yesus mentaati hari sabat krn yang Ia buat adalah untuk keluhuran dan kemuliaan Allah.
Marilah kita belajar dari Yesus. Seluruh diri-Nya, hidup dan kematian-Nya adalah untuk kemuliaan Allah. Demikian juga dengan karya karya kita.
Karya kita mestinya juga bermuara untuk kemuliaan dan keluhuran Tuhan.
Tuhan memberkati anda, keluarga anda dan seluruh anggota komunitas anda. Janganlah kita melulu mencari kesalahan sesama kita. Tetapi cari dan temukan kebaikan sesama kita. @diopr.