Senin, 31 Mei 2021
Bacaan I: Zef 3:14-18a
Injil Luk 1:39-56
“SUAMIKU seorang tentara, maka pindah tugas dan pindah tempat sudah menjadi bagian dari kehidupan kami,” kata seorang ibu.
“Kadang mendapatkan tempat yang nyaman. Namun, sering kali juga mendapatkan tempat baru yang harus banyak penyesuaian,” kata ibu itu.
“Sesuatu yang tidak bisa dipilih ya Bu?,” kata ibu yang lain.
“Benar, kami hanya menjalankan keputusan. Bukan kami yang membuat keputusan,” jawab ibu itu.
“Harus pandai menyesuaikan diri ya Bu?,” kata ibu yang lain itu.
“Saya hanya berusaha mencari teman dan saudara. Bukan mencari musuh,” katanya
“Di mana pun suami mendapatkan tugas baru, saya mendukungnya. Dan berusaha berteman baik dengan ibu-ibuyang lain dan warga sekitar,” jelasnya.
“Membawa berkat. Bukan kutuk,” kata ibu yang lain lagi.
“Iya, membangun keharmonisan dalam hidup ketetanggaan, dengan saling mengujungi dan menyapa. Itulah yang saya lakukan,” jawab ibu itu.
“Hidup damai dengan tetangga, berani direpotkan, dan mau peduli dengan mereka,” katanya.
Membuka pintu untuk tetangga adalah cara yang ampuh untuk membangun kepercayaan dengan sesama.
Apalagi jika kita punya kaki dan tangan yang ringan untuk berkunjung dan terlibat dalam hidup bersama khususnya dalam situasi duka yang sedang dialami sesama.
Kapan kita memberi waktu bagi sesama yang kesusahan?