TEGURAN kepada para pelanggar hukum lazim dilakukan dalam masyarakat. Kitab Suci, terutama Kitab Nabi-nabi berisi banyak teguran.
Bangsa Israel sering meninggalkan Tuhan, baik dengan menyembah dewa asing maupun dengan melanggar keadilan. Semua itu tidak berkenan kepada Tuhan. Melalui para nabi-Nya, Tuhan menegur mereka.
Tuhan mengutus Nabi Yeremia untuk bernubuat tentang Bait Allah dan Yerusalem. Di sana banyak pelanggaran. Akibatnya, ia ditangkap dan hendak dihukum mati (Yer 26: 11).
Namun, dia membela diri dan menjelaskan bahwa dia menyampaikan pesan Tuhan. Menghukumnya berarti mendatangkan hukuman dari Tuhan atas mereka (Yer 26: 14-15). Hati mereka berubah. Akhirnya, Ahikam bin Safan melindunginya, sehingga ia tidak jadi dibunuh (Yer 26: 24).
Berbeda sekali dari apa yang Yohanes Pembaptis alami. Ia menegur Herodes yang mengambil Herodias, isteri saudaranya, Filipus (Mat 14: 3).
Herodes ingin membunuh Yohanes, namun ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi (Mat 14: 5). Ketika dia mengadakan pesta ulang tahun, puteri Herodias menari dan memukau Herodes. Dia bersumpah akan memberikan apa saja yang diminta puteri itu (Mat 14: 6).
Atas hasutan ibunya, anak perempuan itu meminta kepala Yohanes di atas talam (Mat 14: 8). Dengan terpaksa Herodes memenggal kepala Yohanes dan memberikan kepadanya (Mat 14: 10). Hati Herodes tidak berubah.
Teguran bisa mendatangkan perubahan dan pertobatan; bisa pula memperkeras hati.
Bagaimanakah selama ini aku merespon teguran dari Tuhan dan sesama?