RESTU orangtua atau wali itu penting. Terutama saat-saat kita memutuskan arah hidup kita. Seperti saat perkawinan, kita sangat butuh doa dan restu orangtua. Katakanlah sebagai “modal batin” tenang untuk mulai mengawali jalan hidup baru sebagai keluarga mandiri.
Begitu pula yang terjadi dalam prosesi misa tahbisan imamat. Diakon calon imam butuh restu orangtua atau walinya saat menerima Sakramen Imamat dari Uskup Penahbis.
Menjadi imam diosesan Keuskupan Tanjung Selor
Demikian pula yang terjadi pada Romo Markus Ngatun Suparno Pr, imam diosesan Keuskupan Tanjung Selor, Kaltara. Ia sujud mohon doa dan restu dari orangtuanya
Imam baru ini berasal dari sebuah dusun terpencil dengan lokasi udik di lereng kaki Gunung Merapi. Kawasan permukiman dusun itu masuk wilayah pastoral Paroki Boyolali, Keuskupan Agung Semarang.
Setelah malang melintang bekerja sebagai buruh, Romo Ngantun Pr akhirnya mantap memutuskan jalan hidupnya sebagai imam praja Keuskupan Tanjung Selor, Provinsi Kalimantan Utara.
Peristiwa bahagia itu terjadi di Gereja St. Fransiskus Assisi Stasi Silva Rahayu, Tanjung Selor, tanggal 19 Mei 2022 lalu.
Angel Li, penggiat Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia (KKI), telah merekam peristiwa penting di Keuskupan Tanjung Selor ini untuk Sesawi.Net dan Titch TV.
Kredit foto & video: Angel Li (Karya Kepausan Indonesia)