Puncta 19.12.21
Minggu Advent IV
Lukas 1: 39-45
SEORANG ayah mengajari anaknya untuk suka berbagi kebahagiaan.
Ia mengajak anaknya pergi ke tepi danau yang tenang. Kemudian dia meminta anaknya melemparkan kerikil ke tengah danau.
Anak itu mengikuti perintah ayahnya.
“Apa yang kau lihat nak?” ayahnya bertanya.
“Gelombangnya kecil pak,” jawabnya.
“Coba sekarang kamu lempar yang lebih besar,” pinta ayahnya lagi.
Anak itu mengambil batu yang cukup besar dan melemparkannya ke danau.
“Gelombangnya menuju kembali ke sini Pak,” teriak anaknya kegirangan.
Sang ayah kemudian berkata, “Begitulah kalau kamu melempar kebaikan, kebaikan itu juga akan kembali kepadamu. Setiap ada kesempatan selalu berbuatlah kebaikan.”
Pesannya kepada sang anak.
Hari ini kita mendengar Injil tentang Maria yang mengunjungi Elisabet.
Ia tidak sekedar mengunjungi tetapi membagi kebahagiaan. Kebahagiaan itu sudah dirasakan Elisabet, ketika Maria memberi salam.
Sapaan yang penuh sukacita seperti gelombang yang menggetarkan, sehingga sukacita itu semakin meluas.
Elisabet berkata, “Sebab sesungguhnya ketika salammu sampai ke telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.”
Sukacita itu tidak hanya dirasakan Elisabet, tetapi bayi yang dikandungnya juga melonjak kegirangan.
Ini pelajaran bagi ibu-ibu yang mengandung.
Berilah anak yang ada di dalam kandungan, kabar sukacita, bukan kabar yang menakutkan atau mengkawatirkan.
Bayi yang ada di dalam rahim bisa ikut merasakan dan bereaksi terhadap rangsangan dari luar.
Lebih dari itu, kita diajak untuk berbagi kebahagiaan, seperti Maria.
Kabar sukacita dari Malaikat tidak hanya dipendam sendiri, tetapi ditularkan kepada orang lain.
Sapaan itu akan menjadi berkat, dan berkat itu nanti akan kembali kepada kita lagi.
Elisabet berkata, “Berbahagialah ia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”
Kebahagiaan itu akan kembali dan terlaksana menjadi berkah melimpah.
Maria percaya akan kebaikan Allah.
Ia membaginya dengan Elisabet dan bayinya.
Berkah yang dibagikan itu akan terlaksana dalam diri Maria, karena ia menjadi pengantara rahmat.
Marilah belajar dari hidup Maria yang dibagikan. Marilah kita juga berbagi dengan orang lain.
Karena seperti batu yang dilempar ke tengah danau, riak gelombangnya akan menyentuh kita juga. Kebaikan itu akan kembali kepada kita juga.
Malam yang dingin disertai deras hujan,
Habis hujan muncul pelangi senja.
Maria dan Elisabet berbagi kebahagiaan,
Kita juga bisa berbagi sukacita kepada sesama.
Cawas, mari berbagi kasih…