KABAR duka kali ini datang dari keluarga besar alumni SD Kanisius Murukan dan SMP Pangudi Luhur Wedi, Kabupaten Klaten.
Telah meninggal dunia karena serangan jantung dan kemudian koma tak sadarkan diri hingga pada hari Minggu tanggal 15 Januari 2017 dinyatakan secara medik telah meninggal dunia:
- Hardono alias Embong, alumnus SMP Pangudi Luhur Wedi angkatan tahun lulus 1974.
Menurut adik iparnya yakni Hartoyo Teye yang kini tinggal di Kudus, Jawa Tengah, kondisi Embong Hardono secara medik sudah meninggal. “Sudah tidak ada lagi respon dari otaknya,” kata alumnus SMP Pangudi Luhur Wedi tahun lulus 1977 dan kemudian melanjutkan ke ATMI Surakarta ini.
Kini tinggal menunggu keputusan keluarga, apakah ada surat wasiat dari Embong Hardono tentang keinginannya pernah mau mendonorkan organ tubuhnya atau tidak. Kalau tidak ada, kata Hartoyo, maka alat-alat bantu medik akan segera dicabut paling lambat besok Senin pagi WIB.
Dengan demikian, kata Hartoyo, baik secara medik maupun legal, Embong Hardono sudah resmi bisa dinyatakan meninggal dunia.
Almarhum Hardono atau yang dikenal dengan nama Embong di antara teman-teman di Wedi tempo dulu berasal dari Dusun Ngendegan, Kelurahan Pandes, Kecamatan Wedi, Klaten, Jawa Tengah. Almarhum adalah anak dari keluarga Karsono di Ngendegan. Embong adalah adik kandung Ny. Janti, pensiunan guru ekonomi di SMA Kanisius dan SMA Gonzaga Jakarta.
Semasa masih duduk di bangku SD dan SMP, almarhum Embong aktif sebagai misdinar di Gereja St. Perawan Maria Bunda Kristus Paroki Wedi, Klaten.
Tertabrak truk
Almarhum Embong Hardono menikahi adik kelasnya di SMP Pangudi Luhur Wedi yakni Harjanti yang kini juga sudah almarhumah sejak beberapa tahun lalu. Almarhumah Harjanti berasal dari keluarga Tjiptowardi dari Dusun Dawung, Kelurahan Kalitengah, Kec. Wedi.
Almarhumah Harjanti meninggal dunia tertabrak truk. Saat tengah melintas di sebuah jembatan penyeberangan tidak jauh dari bangunan apartemen, sebuah truk melaju kencang dan menghantam Harjanti hingga meninggal dunia di TKP.
Lebih dari 10 tahun silam, keluarga Indonesia asal Wedi – Klaten tinggal menetap di Vancouver, Canada.
Almarhum Embong Hardono dulu pernah bekerja sebagai dosen di Universitas Terbuka di Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Ia mendapatkan beasiswa belajar di Canada. Beberapa tahun merintis karier sebagai dosen di UT, ia lalu memutuskan memboyong keluarganya beremigrasi ke Canada.
Ingat teman lama
Ingatan penulis akan almarhum Hardono “Embong” mengemuka, ketika Niek yang merupakan salah satu pengurus inti kelompok PUKAT KAJ (Profesional dan Usahawan Katolik Keuskupan Agung Jakarta) mengirim kabar internal akan menikmati Christmas Season di Vancouver, tempat dia dulu pernah berkuliah.
Niek sempat mengirim foto almarhum Embong saat dia dan suaminya bertemu dengan komunitas orang Indonesia di Vancouver pada tanggal 1 Januari 2017 lalu.
Beberapa jam sebelum bertolak menuju Jakarta pada hari Jumat pekan lalu dan masih berada di Vancouver, Niek memberi kabar singkat bahwa Embong baru saja terkena serangan jantung hingga detak jantungnya berhenti selama 30 menit. Itu terjadi di Vancouver pagi hari ketika Embong hendak berangkat kerja.
Niek bersama suaminya lalu terbang meninggalkan Vancouver menuju Jakarta dan selama kurang lebih 26 jam terjadi putus komunikasi. Kabar terakhir tentang alarhum Embong dikirim Niek pada hari Sabtu siang tanggal 14 Januari 2017: Embong sudah mengalami dead brain.
Segera kami kontak beberapa anggota keluarganya di Kudus, Wedi, dan Bintaro.
Adik iparnya Hartoyo Teye memberi konfirmasi bahwa kakaknya Anas dan suaminya Tarno akan segera terbang ke Vancouver menemani kedua keponakannya yang telah ditinggal mati ibu kandungnya alm. Harjanti dan kini ayah kandung mereka Embong Hardono.
Embong Harjanto telah pergi selamanya di ‘tanah seberang’ di Canada, jauh dari sanak-saudaranya di Wedi dan beberapa kota lainnya.
Semoga semua kesalahannnya saat masih hidup baik di Wedi, Pondok Cabe, dan Vancouver diberikan ampunan dan maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih tentu saja kepada komunitas Indonesia di Vancouver yang telah memberi perhatian dan kasihnya selama rekan kami ini sakit hingga akhirnya pergi meninggalkan keluarganya untuk kembali ke hadirat Tuhan.
Requiescat in pace.
Tks atas tilisan tentang adik ipar sy AP Hardhono dan tks pula atas bantuan dan perhatiannya serta mhn maaf apabila ada kesalahan adik ipar sy …yg sekarang telah pergi ke rumah Bapa di surga.Tks dr sy :
J.L.Mardiyono Paroki Kalvari LB Jkt Timur (sy suami dr E.Dwi Hardjanti mantan Guru SMA Kanisius dan Guru Gonzaga jkt/ kakak kandung AP.Hardhono…Hr ini sedang dlm perjalanan ke Vancouver Canada……Tks
Jlm……..