KABAR duka kini terjadi di Keuskupan Padang.
Uskup Keuskupan Padang Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFMCap beberapa menit lalu telah meninggal dunia di RS St. Carolus Borromeus Bandung, hari Selasa tanggal 19 November 2019, pukul 21.38 WIB tadi malam.
“Ya, (informasi) itu benar ” demikian Vikjen Keuskupan Padang Romo Alex Suwandi Pr menjawab singkat pesan WA Sesawi.Net di jalur komunikasi pribadi.
Sejak tanggal 6 November 2019 hingga Selasa malam kemarin, Romo Alex dari Padang sehari-hari menemani Mgr. Situmorang di RS Borromeus Bandung.
Sakit kanker
Almarhum Mgr. Martimus D. Situmorang OFMCap sejak setahun terakhir ini menderita sakit kanker hati dan sudah beberapa kali melakukan kemoterapi dan pengobatan di sebuah RS di Singapura.
Meski sakit, setiap kali Sesawi.Net mengontak beliau dan memberi informasi tentang berita-berita Katolik, beliau selalu menjawab dan merespon dengan cepat dan senang.
“Matur nuwun ya atas informasi dan berita-beritanya Sesawi.Net,” begitu tulis almarhum di jalur komunikasi WA.
Baru umur 37 tahun sudah jadi Uskup
Sangat menarik menyimak kisah hidup almarhum Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFMCap, Uskup Keuskupan Padang.
Almarhum sudah menjadi Uskup dan menerima tahbisan episkopal, ketika usianya masih terbilang sangat muda: baru 37 tahun.
Lahir tanggal 28 Maret 1946 di Palipi, Pulau Samosir, Sumatera Utara, almarhum Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFMCap adalah anak ketiga dari pasangan Bapak Joseph Iskandar Arminius Situmorang dan Ny. Maria Dina Sinaga.
Ayahnya adalah seorang katekis yang punya andil besar dalam kehidupan Gereja di Pulau Samosir. KetikaDogma kecil masih berumur 11 tahun, ibunya meninggal dunia pada 26 Desember 1958.
Menjadi Fransiskan Kapusin
Setelah lulus SD, Dogma remaja mulai mewujudkan keinginannya menjadi imam. Ia melanjutkan studi ke Seminari Menengah Pematangsiantar (1959–1966). Ketika masuk Novisiat Kapusin di Parapat (1966–1968), Fr. Dogma memilih nama biara yakni Fr. Martinus.
Kaul Pertama sebagai calon biarawan Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap) diucapkannya pada 13 Januari 1967. Di antara para calon imam, Frater Martinus sangat menonjol kemampuan intelektualnya. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan non akademis.
Frater Martinus bercita-cita menjadi imam yang baik, saleh, rajin, dan siap melayani siapa pun dan kapan pun. Pendidikan teologi dijalaninya di Seminari Tinggi Teologi Pematangsiantar.
Tanggal 29 Juli 1972, Frater Martinus mengikrarkan Kaul Kekal sebagai biarawan Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap). Setengah tahun sebelum menyelesaikan studi, pada 5 Januari 1974, ia ditahbiskan bersama empat rekannya menjadi imam Kapusin oleh Uskup Agung Medan (KAM) waktu itu Mgr Pius A.G.P. Datubara OFMCap.
Baru seumur jagung menjadi imam, Juli 1974, Ordo Kapusin menugaskan Pastor Martinus studi Teologi di Universitas Kepausan Gregoriana Roma, Italia dengan spesialisasi Spiritualitas (1974–1976).
Perjalanan studinya berjalan mulus dengan hasil sangat memuaskan. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Institute for Religious Formation Saint Louis University, di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat (1976–1977).
Bagi Pastor Martinus, bahasa merupakan pintu untuk mengenal dunia. Karena itu, selain studi di bidang teologi, ia juga mempelajari beberapa bahasa asing. Pastor Martinus belajar bahasa Italia di Universitas Italiana per Gli Stranieri, Perugia, Italia. Ia belajar bahasa Prancis di Institute Catholique de Paris, Prancis, dan belajar bahasa Jerman di Goethe Institute de Staufen am Bresgau, Jerman.
Usai studi, tahun 1977, Pastor Martinus kembali ke Indonesia. Ia menjadi dosen di Seminari Tinggi Parapat merangkap menjadi Asisten Pemimpin Novis Kapusin.
November 1979, Pastor Martinus menjadi Rektor Seminari Tinggi Pematangsiantar (1979–1983). Di saat menjadi rektor, ia mencicipi menjadi gembala umat paroki, karena ia sekaligus menjadi Pastor Kepala Paroki Pastor Bonus di Jalan Medan Pematangsiantar (1979–1983).
Dengan tetap menjadi dosen seminari di Parapat, Pastor Martinus juga menjadi Wakil Superior Ordo Kapusin Regio Medan dan menjadi Anggota Komisi Religius Keuskupan Agung Medan.
Tahbisan Uskup
Pastor Martinus Dogma Situmorang OFMCap ditunjuk menjadi Uskup Padang pada 17 Maret 1983. Almarhum ditahbiskan menjadi Uskup Keuskupan Padang pada tanggal 11 Juni 1983.
Uskup Keuskupan Agung Medan waktu itu, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara OFMCap, bertindak menjadi Uskup Penahbis Utama. Uskup Penahbis pendamping adalah Uskup Emeritus Keuskupan Padang yakni Mgr. Raimundo Cesare Bergamin SX dan Uskup Keuskupan Sibolga saat itu yakni Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, OFMCap.
Sebagai Uskup Keuskupan Padang, Mgr. Situmorang memilih moto “Fides per Caritatem Operatur” (Iman Bekerja lewat Kasih).
Dua kali periode jadi Ketua KWI
Almarhum Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFMCap pernah menjabat Ketua KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) kurun waktu tahun 2006–2009 dan 2009–2012.
Di Yayasan Bhumiksara yang berpusat di Jakarta, almarhum Mgr. Situmorang OFM menjabat anggota Dewan Pembina Yayasan.
Masuk ICCU
Hanya beberapa waktu beliau sempat mengikuti Hari Studi yang digelar di awal Pertemuan Sinodal KWI di Bandung mulai tanggal 4 November lalu. Hari-hari berikutnya, almarhum Mgr. Situmorang mengalami kondisi kesehatannya menurun drastis dan kemudian dirawat-inapkan di RS Borromeus Bandung.
Pada tanggal 6 November 2019, Uskup Keuskupan Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung memberi Sakramen Pengurapan Orang Sakit kepada Mgr. Situmorang.
Requiescat in pace et vivat ad aeternam.