RIP Pandji Wisaksana (97), Tokoh Filantropis Indonesia (1)

0
1,958 views
RIP Pandji Wisaksana (1925-2022), Tokoh Filantrofis Indonesia

KABAR duka hari Kamis tanggal 24 Februari 2021 pagi ini. Telah meninggal dunia di sebuah RS di Jakarta Barat Kamis dinihari tadi, setelah sebulan lebih mengalami sakit stroke:

  • Pandji Wisaksana (1925-2022) dalam usia 97 tahun.

Lahir di Bandung tanggal 27 Juni 1925, almarhum Pandji Wisaksana punya nama kecil pemberian kedua orangtuanya yakni Phan Wan Sin.

Ayahnya bernama Phan Yam Soe, sedangkan ibunya adalah Tan Po Lan. Mereka berdua berasal dari Meixian, Guangdong, Tiongkok. Namun, kemudian mencari penghidupan lebih baik di Pulau Bangka, Provinsi Bangka-Belitung.

Karena kondisi kesehatan mata kurang kondusif di Bangka, maka keluarganya memutuskan pindah dari Bangka ke Bandung.

Semangat belarasa besar

Dalam sejarah panjang hidupnya selama ini, almarhum Pandji Wisaksana selalu merasa tergerak ingin membantu sesama. Dan itu sudah dia lakoni sedari muda. Ketika di Bandung bergolak Perang Bandung Lautan Api, Pandji muda terjun ke lapangan sebagai sukarelawan berbaju Pandu (Pramuka) yang merawat para korban perang.

Cita-citanya ingin menjadi dokter tidak pernah kesampaian. Namun justru kisah hidupnya sebagai usahawan ulung malah mengantar Pandji muda untuk mewujudkan semangat belarasanya yang besar kepada sesama.

Atas kiprahnya banyak membantu sesama dalam banyak hal itulah, Dato Sri Tahir dari Mayapada Foundation di tahun 2016 silam telah mengganjar almarhum Pandji Wisaksana dengan penghargaan “4th Lifetime Achievement Award Social Work Field”.

Saking hormatnya kepada Pandji Wisaksana, hadiah untuk sosok filantropis Indonesia ini diberikan langsung oleh Tahir -sang pemilik sekaligus bos Mayapada Group- di rumah almarhum di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan.

Bersama Tahir, ikut datang menemui almarhum Pandji Wisaksana waktu itu adalah mantan Kapolri Jenderal (Pol) Da” Bachtiar dan Mulya Lubis.

Kepada almarhum Pandji Wisaksana, Sri Dato Tahir juga memberi hadiah uang senilai Rp 1 milyar.

Namun oleh Pandji Wisaksana, dana amal kasih atas karya belarasanya itu langsung dia sumbangkan kepada Yayasan MataHati untuk membiayai program peningkatan kesehatan mata bagi para pasien penderita katarak agar bisa dilakukan operasi gratis melalui lembaga tersebut.

Ide mendirikan lembaga sosial amal kasih bernama Yayasan MataHati muncul sebagai prakarsa mulia dari almarhum Pandji Wisaksana. Ia lalu mengajak sejumlah tokoh untuk mendukung dan ikut mendirikan lembaga ini antara lain bersama:

  • Almarhum Jakob Oetama, pendiri Kompas-Gramedia Group;
  • PERDAMI (Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia);
  • JEC (Jakarta Eye Center);
  • Harian berbahasa Mandarin Guo Ji Ri Bao.
RIP Pandji Wisaksana (1925-2022)

Seminari Menengah Wacana Bhakti dan Kolese Gonzaga Jakarta

Almarhum Pandji Wisaksana adalah sosok di balik layar yang bersama Uskup Keuskupan Agung Jakarta waktu itu – almarhum Mgr. Leo Soekoto SJ- ikut mengkonsep berdirinya Seminari Menengah Wacana Bhakti dan Kolese Gonzaga di Jl. Pejaten Barat 10A, Jakarta Selatan.

Dua kali rapat besar yang dihadiri oleh Mgr. Leo Soekoto SJ terjadi di rumahnya yang sederhana di Permata Hijau.

Dari rapat-rapat itulah, kemudian muncul konsep bahwa agar Seminari Wacana Bhakti bisa mandiri secara finansial, maka perlu juga dibangun sekolah menengah umum sehingga akhirnya berdirilah Kolese Gonzaga yang menaungi SMA Gonzaga Pejaten.

Juga bahwa seminaris calon imam sebaiknya tidak diisolasi dalam asrama tertutup lazimnya seminari-seminari menengah di Indonesia. Melainkan, kata Romo Simon Lili Tjahjadi Pr, dengan adanya sekolah menengah umum itu, maka para seminaris itu bisa bergaul normal dengan sesama murid sebayanya di SMA Gonzaga.

Juga muncul usulan penting bahwa bangunan asrama seminari sebaiknya jangan dibuat layaknya barak-barak khas model asrama. Melainkan bangunan berupa unit-unit komunitas kecil dengan pembina di masing-masing unit tersebut.

Untuk mewujudkan mimpi besar itulah, maka diutuslah pastor Jesuit senior dan pemerhati pendidikan yakni almarhum Pater Joost Drost SJ dengan fungsi menjadi Rektor Kolese Gonzaga dan Rektor Seminari Wacana Bhakti sekaligus Direktur SMA Gonzaga yang resmi eksis berdiri dan beroperasi mulai tahun 1987.

Menurut Romo Lili Tjahjadi Pr, mantan Ketua STF Driyarkara dan juga pernah mengampu karya sebagai wakil moderator di Seminari Wacana Bhakti dan Kolese Gonzaga tahun 1989-1990, Seminari Menengah Wacana Bhakti mulai beroperasi tahun 1987 (angkatan I).

Nama “Kolese Gonzaga” baru muncul tahun 1990, yang sebelumnya mengadopsi nama sekolah “SMA Kanisius Unit Selatan” (1988/1989) dengan Romo Joost Drost SJ sebagai direktur pertamanya yang dipindahkan dari “Kanisius Pusat” di Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Romo Drost SJ tahun-tahun sebelumnya pernah mengampu tugas karya sebagai Rektor IKIP (sekarang Universitas) Sanata Dharma Yogyakarta.

HUT ke-70 perkawinan

Isteri almarhum Pandji Wisaksana adalah Trijuani Pandji. Ny. Trijuani Pandji meninggal dunia tanggal 26 Juni 2021. Kedua pasutri Katolik ini di tahun 2016 silam merayakan HUT ke-70 perkawinan mereka.

Pesta perayaan HUT ke-91 Pandji Wisaksana dan HUT ke-70 tahun perkawinan Pandji dan Ny. Trijuani itu diselenggarakan secara meriah di ballroom Hotel Mulia Senayan di mana hadir para tokoh bisnis papan atas Indonesia.

Grand Heaven Pluit Ruang 112

Mulai hari Kamis siang ini, jenazah Pandji Wisaksana disemayamkan di Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara; Ruang 112.

Misa requiem

Hari Kamis pukul 19.00 WIB akan berlangsung misa requiem di Grand Heaven Pluit bersama Romo Roy Djakarja Pr.

Requiescat in pace et vivat ad vitam aeternam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here