KABAR duka itu datang dari Sudan Selatan. Hari Kamis masih dinihari sekitar pukul 02.00 waktu setempat, tanggal 15 November 2018, tiba-tiba saja ada tiga pria tak dikenal dengan senjata api memasuki rumah Komunitas Jesuit Daniel Comboni di Cueibet, Sudan Selatan.
Di situ ada sejumlah imam Jesuit tinggal. Tiga orang sudah terlelap dalam tidurnya.
Saat itu, Romo Viktor-Luke Odhiambo SJ masih ada di ruang rekreasi, ketika rentetan senjata berisi timah tanah langsung menembus tubuhnya hingga ia tewas di tempat kejadian perkara.
Motif pembunuhan ini hingga pekan ini belum terkuak, pun pula siapa identitas tiga orang penyerang ini.
Tubuh almarhum Romo Viktor-Luke segera dibawa ke Rumbek oleh salah satu imam Jesuit, sementara yang lainnya yakni Pastor Kizito Busobozi, Pastor Omondi Bernard, Pastor Cyriac Malasi (yang tengah berkunjung) dan Fr. Paschal Isimwamu memutuskan tetap tinggal di Cueibet karena masih cengang kaget menyaksikan kolega Jesuit mereka dibunuh.
Misionaris Kenya di Sudan Selatan
Almarhum Romo Viktor-Luke adalah imam Jesuit misionaris dari Kenya. Ia berkarya di Sudan Selatan sebagai Kepala Sekolah Pendidikan Guru Mazzolari di Cueibet dan menjadi Pemimpin Komunitas di rumah Jesuit tersebut sejak 30 Januari 2017.
Ia lahir di Kenya tanggal 20 Januari 1956, masuk SJ tanggal 4 Juli 1978 dan menerima Sakramen Imamatnya pada tanggal 22 Agustus 1987. Ia mengucapkan kaul akhir sebagai Jesuit tanggal 30 Mei 1993.
Dengan berani dan sekalipun berasal dari Kenya, almarhum imam Jesut ini bersedia menerima tugas pengutusannya dengan mau berkarya di Sudan Selatan, negara sarat konflik itu selama 10 tahun hingga ia tewas ditembak kelompok bersenjata.
Perjalanan panggilannya sudah terukir selama 40 tahun sebagai Jesuit dan 31 tahun sebagai imam.
Kawat duka dari St. Borgo Spirito Roma
Pemimpin Umum Ordo SJ Pater Arturo Sosa SJ mengirim notifikasi bersungkawa kepada Provinsi SJ Eastern Africa melalui Provinsialnya yakni Pater Joseph Oduor Afulo SJ sebagai berikut:
“Almarhum mewarisi nama baik; tidak hanya bagi Sudan Selatan di mana ia tewas menjadi korban saat tengah berkarya untuk masyarakat setempat, tapi juga untuk Provinsi Afrika Timur. Di situlah ia mengabdi sebagai pendidik untuk ribuan murid di Starehe Boys Centre in Nairobi, Kenya, dan di Loyola High School in Dar Es Salaam, Tanzania,” tulis Pater Jenderal SJ.
“Teladan hidupnya yang dedikatif sebagai Kepsek dan Pemimpin Komunitas SJ akan selalu menjadi gambaran yang menantang bagi para Jesuit muda. Ia menjadi terang di tengah kegelapan sebelum akhirnya semua lainnya ikut diterangi,” tulis Pater Arturo Sosa SJ sebagaimana dilansir CNA.