Minggu, 15 Mei 2016
Hari Raya Pentakosta
Kis 2:1-11; Mzm 104:1ab.24ac.29c-30.31.34; Rom 8:8-17; Yoh 14:15-16.23b-26
Pada perjamuan malam terakhir,
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. … Roh Kudus,
yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
HARI ini adalah Hari Raya Pentakosta. Sebagaimana diwartakan St. Lukas dalam bacaan pertama, pada Hari Pentakosta perdaba para Rasul dipenuhi Roh Kudus dan mulai berbicara dalam berbagai bahasa tentang semua yang dikerjakan Allah. Itulah hari saat Roh Kudus dicurahkan dalam hidup para Rasul dan kehidupan Gereja dimulai.
Sementara mengkontemplasikan bacaan pertama hari ini, saya ingat peristiwa seputar wafat St. Yohanes Paulus II pada tahun 2005. Dalam budi dan hatiku, itulah peristiwa luar biasa yang memberiku sekilas pandang tentang karya Roh Kudus melalui Gereja Katolik, karya tentang kesatuan seluruh umat manusia.
Kala itu, semua media seluruh dunia memberikan cakupan seluruh waktu kepada manusia di seluruh dunia dari segala zaman dan kelompok etnis. Selama sepekan sebelum pemakaman dua juta peziarah memberikan penghormatan terakhir kepada Paus yang telah wafat itu secara personal. Malam sebelum pemakaman lebih dari 800,000 peziarah berdoa semalam-malaman dan berjaga-jaga di jalan-jalan dan lapangan-lapangan di Roma. Sebagian besar dari mereka adalah kaum muda dari lima benua.
Saya ingat juga pemakaman sendiri diikuti dari dekat oleh jutaan orang melalui televisi, radio dan surat kabar. Sejumlah pemimpin dunia hadir di sana.
Itu sungguh luar biasa. Termasuk hadir pula empat Ratu, lima Raja, tujuh puluh Perdana Menteri dan Kepala Negara dan lebih dari 100 bangsawan terkenal lainnya. Puluhan pemimpin Gereja Ortodox, Protestan dan Yahudi bergabung di sana. Bagiku itu tampak seperti dan menggemakan Pentakosta perdana.
Dalam bacaan-bacaan hari ini, kita diingatkan tentang identitas kita juga. Kita dibaptis sebagai umat Kristiani yang hidup dalam keluarga dengan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Dalam Roh Kudus kita memiliki Roh Kudus sumber kehidupan kita. Dialah pemersatu kasih Bapa dan Putra.
Dalam Injil hari ini Yesus Kristus yang bangkit menjanjikan Roh Kudus yang diutus Bapa dalam nama-Nya yang akan mengajar kita tentang segala sesuatu kepada kita. Dengan diberi Roh Kudus kita diciptakan menjadi keluarga baru.
Sesungguhnya Roh Kudus memberi kita juga hidup dan keluarga baru. Ia hadir dalam diri kita sebagai sumber hidup baru kita dalam Yesus Kristus.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita menyembah Yesus Kristus, kita bersyukur kepada Allah karena seluruh kisah peristiwa hidup kita yang menghadirkan karya Allah yang sudah, sedang dan akan dikerjakan melalui Gereja-Nya hingga akhir zaman dengan membangun satu keluarga dalam dunia yang terbelah ini. Itulah karya Roh Kudus.
Tuhan Yesus Kristus, utuslah Roh Kudus-Mu dan baharuilah wajah dunia. Baruilah hidup kami dan hidup mereka yang kami kasihi kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)