Minggu, 5 Juni 2022
Hari Raya Pentakosta
- I: Kis.2:1-11.
- Mzm: 104:1ab.24ac.29c-30.31.34;
- Rm. 8:8-17.
- Yoh. 14:15-16.23b-26.
SETIAP orang punya mimpi dan cita-cita dalam hidupnya. Ada tahapan yang harus dilalui untuk bisa mewujudkan mimpi dalam hidup ini.
Setiap tahap itu ada tantangan dan ujiannya sendiri.
Dalam proses yang panjang kehidupan ini, kita bisa saja mengambil jalan pintas hingga tidak perlu perjuangan yang keras mengatasi rintangan yang ada.
Namun juga ada tawaran untuk setia dalam proses hingga bisa merangkul mimpi besar dalam hidup dengan kesetiaan dan keteguhan dalam menjalani tahapan kehidupan, meski penuh dengan rintangan.
Ada sebagian orang yang secara membabi buta menghalalkan segala cara di dalam hidupnya untuk sampai pada tujuan dan mimpi besar mereka.
Tanpa disadari, kadang kadang mimpi besar yang baik dilakukan dengan cara tidak terhormat atau melalui jalan yang tidak benar.
Akankah Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran Allah membenarkan atau menolong kita yang menempuh jalan yang tidak benar sekalipun itu demi kebaikan dalam hidup bersama?
“Tujuan baik tidak bisa begitu saja membenarkan sarana yang terlarang. Saya menyadari bahwa tidak dibenarkan bagi siapa pun berdalih dengan niat atau tujuan baik untuk membolehkan sarana yang tidak baik,” kata seorang bapak.
“Saya punya niat dan tujuan baik, namun ketika saya mengusahakan dengan jalan yang tidak baik, semuanya jadi sia-sia,” lanjutnya.
“Saya dikeluarkan dari tempat kerja disertai dengan tuduhan macam-macam,” ujarnya.
“Saya setiap hari mengumpulkan berkas karton dan barang-barang yang sudah tidak diperlukan untuk saya berikan pada pemulung,” sambungnya.
“Saya tahu bahwa di tangan pemulung barang yang sudah tidak berguna ini akan bermanfaat,” lanjutnya.
“Namun sayang, tindakanku ini disalahkan; karena aku dituduh menjual belikan barang-barang milik perusahaan,” katanya.
“Padahal, barang-barang itu saya kumpulkan dari tempat sampah, barang sudah dibuang dan tidak lagi bermanfaat bagi perusahaan,” katanya lagi.
“Saya sama sekali tidak, mengadakan transaksi jual beli, aku hanya mengumpulkan dan kemudian pemulung itu mengambilnya,” tegasnya.
“Kesalahanku adalah tidak izin dan memberitahu atasan sebelumnya,” ujarnya.
“Saya hampir 10 melakukan ini, karena sepengetahuan saya, hal ini tidak melanggar aturan, bahkan demi kebaiakan orang sekitar perusahaan,” lanjutnya.
“Dampak tindakanku itu, hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan tidak pernah ada barang yang hilang, perusahaan aman. Namun kemungkinan ada orang yang tidak suka, hingga membuat laporan kepada pimpinan,” keluhnya.
“Hingga saya mendapatkan teguran bahkan lalu dirumahkan,” katanya.
“Saya tidak menyesali dengan apa yang aku lakukan. Dan juga dengan terbuka menerima konsekuensi dari apa yang aku lakukan,” tegasnya.
“Tindakan yang benar dan tujuan yang baik itu ada risikonya, apalagi berhadapan dengan orang yang tidak ingin kebaikan dialami oleh banyak orang,” katanya lagi.
“Saya yakin bahwa apa yang aku lakukan bukan semata kemauanku sendiri melainkan Roh Kudus yang menguatkan dan memampukan aku untuk berani mengambil risiko demi kebaikan sesama,” katanya mantap.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Setiap jalan kehidupan ini tidak pernah lepas dari campur tangan Allah. Bahkan Allah secara langsung terlibat dan memiliki kendali atas seluruh ciptaan-Nya.
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan.
Allah hadir dan bekerja dalam hidup ini melalui Roh Kudus.
Peran utama Roh Kudus adalah mengajarkan segala sesuatu kepada kita dan mengingatkan akan segala sesuatu yang telah difirmankan Yesus sendiri.
Tuhan Yesus mengharapkan agar kita mewujudkan kuasa dan kasih Roh Kudus.
Roh itu ada dan hadir di dalam hidup kita.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku percaya akan Allah Roh Kudus yang menemani dan menuntun langkah hidup ini?