Yesus bersabda, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” (Yohanes 14: 21).
Betapa mendalam sabda ini.
Namun, berapa yang sungguh mengingat, memahami, dan melaksanakannya? Bukankah banyak yang lupa dan lalai mewujudkannya?
Mengapa itu terjadi? Karena orang tidak menempatkannya sebagai prioritas. Orang tenggelam dalam kesibukan sehari-hari dan melupakan Tuhan. Mereka menganggap barang dunia lebih penting daripada Tuhan.
Sebagian bahkan “menyembah” manusia dan hasil pikirannya seakan-akan mereka itu “Tuhan” yang sanggup menyelamatkannya. Mereka mengagung-agungkan Karl Marx dan tokoh komunis lainnya. Bukankah hingga kini orang lebih percaya bahwa kapitalisme lebih hebat daripada Tuhan?
Ada yang lebih percaya kepada teknologi bikinan manusia daripada Tuhan yang menciptakan manusia. Tuhan dan manusia diganti dengan robot.
Malah, ada yang memilih menikah dengan robot daripada dengan sesama manusia.
Penduduk Listra menganggap Paulus dan Barnabas sebagai dewa-dewa yang turun dalam bentuk manusia lalu mau mempersembahkan kurban kepada mereka (Kisah Rasul 14: 11-13).
Hal itu membuat kedua rasul itu marah dan mengingatkan bahwa yang terpenting adalah Allah yang hidup (Kisah Rasul 14: 14-15).
Yesus mengetahui bahwa manusia itu mudah lupa dan kurang teguh komitmennya. Namun Yesus tetap mempercayakan amanat kasih-Nya kepada mereka (Yohanes 14: 21).
Di samping itu, Dia menyediakan fasilitas bagi para murid-Nya.
“Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yohanes 14: 26).
Roh Kudus, ingatkanlah kami dan teguhkan niat kami dalam melaksanakan sabda Yesus.
Senin, 8 Mei, 2023
