Senin, 23 Mei 2022
- Kis. 16:11-15.
- Mzm. 149:1-2.3-4.5-6a.9b.
- Yoh. 15:26-16:4a
BEBERAPA saat yang lalu, terjadi kekerasan terhadap seorang pengiat media yang terkenal dengan pemikiran-pemikiran kritisnya terhadap intoleransi.
Di hadapan massa yang beringgas itu, dia dipukuli, ditendang bahkan dilucuti pakaiannya.
Mereka bertindak kejam tanpa peri kemanusiaan yang didasari oleh kebencian dan tuduhan atas nama sentimen agama.
Banyak orang yang dengan mudah menyingkirkan orang lain yang tidak sealiran atau sepaham.
Orang-orang yang dianggap berbeda dijadikan sebagai musuh bersama dan halal untuk dibinasakan.
Mereka harus dibinasakan demi melanggengkan sebuah prinsip, walau prinsip itu tidak benar.
Aneka kekerasan ini tentu saja mengusik rasa kewarasan kita sebagai sesama ciptaan Tuhan yang hidup di tanah air yang sama.
Tindakan yang bersumber dari kebencian itu sering kali meresahkan hidup bersama.
Namun dalam situasi keji yang dialami oleh kurban, ada beberapa orang yang masih mempunyai nurani dan berusaha melerai; bahkan melindunginya hingga selamat dan tidak terjadi peristiwa yang lebih fatal.
Bahkan ada seorang pengemudi ojek online yang menyelamatkan handphone si korban dan menyerahkan ke kantor tempat korban bekerja.
Dalam situasi sulit dan diujung maut, Tuhan menepati janji-Nya untuk menjaga dan melindungi kita.
Tuhan tidak membiarkan kita berjalan sendirian. Dia mengutus Roh Penolong yang membantu dan menjaga kita.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.”
Memberi kesaksian akan kebenaran selalu berhadapan dengan rIsiko yang tidak ringan, bahkan nyawa bisa menjadi taruhannya.
Apa pun rIsikonya kita diundang untuk menampilkan wajah bersaudara dengan siapapun dan membela kasih Allah.
Allah tidak menghendaki manusia saling membunuh, saling menyingkirkan, saling menghina dan saling menutup pintu keterlibatan bagi satu sama lain.
Allah menghendaki manusia saling menolong dan menghibur dan memberikan kesaksian hidup tentang pertolongan dan penghiburan Allah melalui Putera-Nya.
Siapa pun dari kita dipanggil untuk menampilkan dan membela kasih Allah.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku menjadi pribadi yang bersaksi atas kebaikan Tuhan dalam hidup ini?