GURU mesti dapat dipercaya dapat dapat diteladani. Guru harus membawa terang di kegelapan.
Itulah esensi guru secara etimologis baik dalam bahasa Jawa maupun dalam bahasa Sansekerta.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi Pendidikan Keuskupan Tanjungkarang, Lampung, Romo Andreas Basuki kepada 46 guru agama Katolik regio Sumatera di Lampung, Kamis 19 April 2018.
Hakikat guru
Romo Basuki menjadi salah satu narasumber dalam bimbingan teknis guru pendidikan agama Katolik tingkat SMA Regio Sumatera dari Banda Aceh hingga Bandar Lampung Selasa-Sabtu, 17-21 April 2018 lalu. Imenegaskan, guu adalah seorang pengajar bagi para anak murid dengan ilmu pengetahuan agar cerdas dalam berfikir dan seorang pendidik agar mereka berkepribadian matang dengan cara memberikan hati, contoh atau teladan lewat sikap, tutur kata, dan tingkah lakunya yang baik.
Selain itu, guru adalah penyangga yang utama kehidupan dan orangtua kedua, yang dengan hidupnya dapat menjadi penerang dalam kegelapan hidup, dan tanpa tanda atau balas jasa yang semestinya.
Guru adalah pelaku, pejuang dan penentu perubahan mendidik orang-orang muda, kata penulis buku Bangkit setelah Babak Belur ini.
Tema yang didalami oleh Romo Basuki adalah pentingnya spiritualitas guru (agama) Katolik.
Sebagai guru (agama) Katolik, Romo Basuki meminta agar para guru dapat melihat profesi guru sebagai panggilan untuk melayani Gereja, sekolah, dan siswa.
Guru tidak semata-mata dan mengedepankan uang, tetapi sebagai contoh sentral dalam penentu mutu.
Budaya kerja guru
Guru hendaknya berpijak dan meneladani Sang Guru sejati, Yesus dan melayani dengan hati.
- Guru tidak sekedar mengajar (teaching), tetapi juga mendidik (educating).
- Guru (agama) Katolik hendaknya bersedia mengemban lima budaya kerja guru yakni integritas, profesional, inovatif, tanggung jawab, dan keteladanan.
Para guru (agama) Katolik hendaknya menghayati 10 kebiasaan berikut yakni:
- Menghadiri ibadat atau misa di gereja.
- Membaca Kitab Suci.
- Melaksanakan ibadat harian atau doa.
- Berdoa bersama dalam keluarga.
- Berdoa secara pribadi.
- Terlibat dengan dinamika hidup umat.
- Terlibat dalam masyarakat.
- Berpuasa dan berpantang,
- Melakukan pemeriksaaan batin.
- Sering mengaku dosa
Demikian paparan Romo Basuki, penulis buku Manusia, Siapakah Dia?