Puncta 14.06.23
Rabu Biasa X
Matius 5: 17-19
WAKTU masih menjadi siswa di Seminari Menengah Mertoyudan, kami punya pamong namanya Romo Martana Pr.
Beliau perawakannya kecil, kurus dan sigap. Beliau suka hadir bersama para seminaris. Beliau suka memberi contoh dengan melakukan sendiri apa yang diajarkan kepada kami.
Misalnya, sehabis siesta, atau istirahat siang, Romo Martana langsung bekerja membersihkan WC dan kamar mandi milik para siswa. Tanpa banyak kata, beliau mendahului “ngosek” WC” dengan para muridnya.
Beliau juga sering terlihat makan bersama seminaris di refter besar. Apa yang dimakan para seminaris juga dinikmati oleh Romo Martana.
Beliau juga menikmati sayur “kapal selam” yaitu tempe yang tenggelam di dalam kuah santan yang banyak, sehingga dijuluki kapal selam.
Beliau menghayati hidup yang sederhana, bersahaja. Sandal hitam dari ban mobil selalu melekat di kakinya.
“Sandal seperti ini kan awet dan irit,” katanya.
Apa yang dihayati di dalam hidupnya, dilakukan dan diajarkan kepada para muridnya.
Beliau adalah siswa yang pandai, tetapi rendah hati waktu di seminari. Saya dengar kisahnya dari para guru.
Dari kelas persiapan, beliau masuk jurusan IPA. Tetapi di kelas tiga beliau pindah ke jurusan IPS. Hebatnya nilainya tidak kalah dengan yang sudah ada di jurusan itu sejak awal.
Kerendahan hati dan kesahajaan itu dihidupi sampai akhir hayatnya. Beliau memberi teladan tidak hanya melalui kata-kata, tetapi dihayati dalam perilaku setiap hari.
Yesus berkata, “Aku datang bukan untuk meniadakan Hukum Taurat dan kitab para nabi, melainkan untuk menggenapinya.”
Para imam dan ahli-ahli kitab banyak mengajarkan isi Hukum Taurat, tetapi mereka tidak melakukannya. Inilah kekurangan atau jurang pemisah yang terjadi.
Yesus datang untuk menggenapi yaitu melakukan apa yang telah diajarkan itu dalam praktek nyata hidup sehari-hari.
Maka Yesus memuji mereka yang melakukan dan mengajarkan isi perintah Taurat.
Ia berkata, “Barangsiapa melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Allah.”
Yang ditekankan oleh Yesus adalah melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat.
Para imam yang sering mengajar dan berkotbah tentang kitab suci harus berhati-hati. Jangan sampai jadi “Gajah diblangkoni,” bisa kotbah tak bisa menjalani.
Kalau begitu jangan bermimpi akan duduk di tempat tinggi di dalam Kerajaan Surga.
Nonton ikan lumba-lumba,
Di lepas pantai Lovina.
Tidak usah banyak bicara,
Yang penting tindakan nyata.
Cawas, lebih baik tahu diri…