Room in My Heart – Masuk ke dalam Keheningan

0
268 views
Ilustrasi: Keheningan adalah Sahabat Sejati yang tidak Pernah Berkhianat by Sr Ludovika OSA

BERULANG-ulang saya mendengar, begitu banyak orang merasa gagal menemukan keheningan; bahkan di tempat yang seharusnya sudah hening, seperti kapel, hening itu tidak ditemukan. Mereka mencoba beberapa metode meditasi, namun kembali lagi mengalami kebingungan.

Kemudian bertanya apakah keheningan itu memang sulit ditemukan?

Sebaliknya ada yang merasa sudah menemukan dan menikmati keheningan di suatu tempat, namun ketika ada suara sedikit saja di dekatnya, konsentrasi mereka buyar. Mereka marah, karena merasa terganggu dengan bunyi-bunyian.

Sebegitu sulitkah menemukan keheningan

Sungguhkah mereka  telah menemukan keheningan itu?

Sejak zaman dulu manusia selalu mendambakan suatu pertemuan dengan Tuhan dalam keheningan. Apalagi jika kita ingat tentang salah satu sabda Bahagia dari Yesus sendiri “Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Mat.5:8).

Kemurnian, jika dalam KBBI berarti kesucian, kebersihan. Maka banyak orang berupaya untuk mencapai kesucian atau kemurnian, salah satunya dengan hening dan menemukan Allah atau melihat Allah melalui kontemplasi.

Dalam salah satu bukunya Jalan Menuju Tuhan, Anthony De mello berkisah tentang seorang raja yang mencari keberadaan Tuhan di tengah kesibukannya.

Saat bertemu seorang guru, sang raja meminta cara-cara untuk dapat bersatu dengan Tuhan dalam satu kalimat saja. Dan guru tersebut memberinya jawaban, bahkan hanya dengan satu kata yaitu “Meditasi”.

Ilustrasi – Meditasi by News Medical.

Raja bertanya apa itu meditasi? Dan sang guru menjawab “hening”. Lalu Raja bertanya bagaimana cara bertemu Tuhan? San kembali sang guru menjawab dengan satu kata ”hening”.

Raja bertanya lagi, bagaimana cara hening? Guru Kembali menjawab dengan satu kata yaitu “meditasi”.

Menurut de Mello, ternyata menjelaskan di mana Tuhan itu melampaui kata-kata dan pikiran, maka hanya dalam keheningan kita menemukan-Nya.

Terlalu banyak kata-kata

De Mello kemudian berkisah tentang pepatah Timur yang mengatakan, apabila seorang bijak menunjuk bulan, yang dilihat si pandir hanyalah telunjuk. Ketika kita menunjuk bulan kemudian mengatakan bahwa itu bulan, maka orang lain akan menangkap bahwa jari telunjuk kitalah yang adalah bulan.

Seperti itulah bahaya dari kata-kata.

Terlalu banyak kata-kata untuk menjelaskan tentang Tuhan justru sangat menjerumuskan. Sedang Tuhan melampaui segala kata-kata. Agar pemahaman kita tentang Tuhan menjadi semakin jelas maka kita menemukan pemahaman kita sendiri melalui suatu praktek keheningan.

Lalu bagaimana dapat mencapai sebuah keheningan?

Anthony de Mello mengajarkan beberapa cara untuk mencapai suatu keheningan yang mungkin dapat kita ikuti.

Mengerti, yaitu sadar bahwa ide kita tentang Tuhan itu tidak semua memadai.

Kitab Suci.

Ambil satu kutipan Kitab Suci, baca, cari satu kalimat yang menyentuh, ulang-ulang seperti sebuah mantra. Pada saat kita sampai pada titik kepuasan, barulah kita bereaksi terhadap kata-kata itu. Cara ini disebut lectio divina.

Ambil waktu hening, sadari pernafasan dan menyadari tubuh yang akan membawa kepada keheningan, ingat sebuah kalimat kitab suci atau minta seseorang membacakan sebuah kalimat dari Kitab Suci. Kata-kata itu akan menjadi pelita dan memperdalam keheningan.

Ingat kata-kata indah yang pernah diucapkan Yesus, seperti “Mari ikut Aku” atau “Tenang, jangan takut, ini Aku” atau “Apakah kamu mencintai-Ku?”. Kemudian bayangkan Yesus berdiri di hadapan kita dan mengarahkan kalimat itu untuk kita, tanpa perlu menanggapi, hanya biarkan kalimat itu bergema hingga akhirnya kita mengalami keheningan.

Prof. Dr. Tom Jacobs SJ dalam bukunya Teologi Doa mengatakan bahwa membaca Kitab Suci adalah cara bertemu Tuhan secara lahiriah dan disebut meditasi

Melihat, mendengar, memandang, menyimak: mengamati dengan panca indra

Ketika kita melihat pohon, awan, matahari dan lainnya di sekitar kita, sadarilah bahwa keindahan bukanlah benda. Keindahan adalah cara untuk melihat benda.

Mello mengambil kutipan dari buku The Little Prince di mana serigala berkata kepada sang putri sebuah ungkapan yang indah, “Hanya dengan hati kita dapat melihat dengan jelas, apa yang sangat mendasar tidak nampak di mata.”

Melihat dengan hati semacam ini menurut  Prof.Dr. Tom Jacobs,SJ adalah pertemuan dengan Tuhan secara batiniah dan merupakan suatu bentuk kontemplasi.

Meditasi di tengah keheningan dan lestarinya alam. (Romo Nico Setiawan OMI)

Pengalaman bermisi

Pada suatu ketika saat menjelang masa bermisi selesai, saya berpamitan dengan beberapa sahabat dan orang-orang kampung yang mulai saya anggap seperti keluarga.

Saya tinggal di rumah mama Ita, rekan saya bermisi yang adalah orang asli Papua. Pada hari terakhir saya menginap, saya berjalan-jalan ke pantai di depan rumahnya. Mengunjungi reruntuhan gereja yang merupakan gereja ke-2 yang didirikan di Merauke.

Akhirnya di atas reruntuhan gereja itu, saya memutuskan untuk bermeditasi hening melalui doa Yesus.

Deburan suara ombak, angin kencang dan sinar matahari membuat saya mengalami keheningan luar biasa yang jarang saya alami, hingga tanpa sadar saya meneteskan airmata.

Lalu saya mendengar pujian indah perpaduan dari debur laut, desir angin di atas pasir, bunyi kresek daun sagu dan ketapang di bawah matahari, teriakan para nelayan dan burung-burung bersatu dengan lagu pujian dari mulut saya.

Saya pikir Tuhan ada pada setiap hal yang saya jumpai, di mana pun saya berada. Hanya saja saya yang kurang hening, kurang masuk ke dalam diri hingga tak selalu dapat menangkap keberadaan-Nya.

Kadang kita memang tidak menyadari bahwa Tuhan hanya dapat ditemui dalam keheningan di suatu ruang terdalam diri kita yang bernama lubuk hati.

Malang, 19 November 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here