Rossi dan Motor Kesayangannya

0
0 views
Valentino Rossi - Sang Mentor

Puncta 12 Oktober 2024
Sabtu Biasa XXVII
Lukas 11:27-28

SUATU kali seorang wartawan bertanya, “Apakah Valentino Rossi berangkat ke sini tadi naik motor Yamaha?”

Tetapi Rossi menjawab, “Yang aku naiki adalah motor yang ‘semakin di depan’ laju kencangnya.”

Apakah dengan begitu Rossi menolak bahwa ia memakai motor Yamaha? Tidak. Dia justru menegaskan bahwa motor yang dipakai selalu di depan dari motor yang lainnya.

Motor yang semakin di depan itu ya Yamaha. Itulah motto dari iklan motor yang dipakai pembalap Italia yang legendaris itu.

Ada orang yang memperdebatkan bahwa Yesus menolak Maria sebagai ibunya dengan perkataan, “Tetapi Ia berkata, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.”

Oleh orang itu kata “Tetapi” ditafsirkan sebagai penolakan atau kebalikannya.

Kata “Tetapi” itu mau menunjukkan perbedaan pandangan antara Yesus dengan orang banyak. Bukan menolak subyek yang sedang dibicarakan. Subyek pembicaraan tetap “Ibu yang telah mengandung Engkau.”

Yesus justru memperluas makna dari Ibu yang telah menyusui Engkau dengan berkata “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

Secara tidak langsung, Yesus justru menunjuk bahwa Maria adalah wanita yang berbahagia karena dia mendengarkan firman Allah dan setia memeliharanya.

Dan lagi, Yesus memperluas sebutan ibu bukan hanya berdasarkan relasi hubungan darah, tetapi siapa pun orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya, dialah ibu-Ku, dialah saudara-saudari-Ku. Mereka itulah yang disebut berbahagia.

Yesus tidak bermaksud mengabaikan atau pun menyangkal ibu-Nya. Tetapi Dia menegaskan bahwa setiap orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya, mereka (juga termasuk Maria sendiri) adalah ibu atau saudara Yesus.

Kita semua bisa menjadi saudara Yesus, walau kita bukan keturunan Maria secara lahiriah, jika kita mau mendengarkan firman Tuhan dan tekun melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. Itulah ajakan yang ditawarkan Yesus kepada kita semua.

Ada monyet pandai manjat kelapa,
Tetapi dia jarang minum kelapa muda.
Bukan harta atau tahta yang buat bahagia,
Tetapi tekun dan setia melaksanakan sabda.

Wonogiri, menjadi pelaksana sabda
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”

Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

Berikut adalah penjelasan yang saya peroleh dari penjelasan tTe Navarre Bible:

“Perkataan ini merupakan pujian kepada sikap batin Bunda Maria. Konsili Vatikan II mengatakan: Dalam pewartaan Yesus, ia [Maria] menerima sabda-Nya, ketika Puteranya mengagungkan Kerajaan di atas pemikiran dan ikatan akan daging dan darah, dan Ia menyatakan bahagia mereka yang mendengar dan melakukan sabda Allah (lih. Mrk 3:35; Luk 11:27-28), seperti yang dijalankan Maria dengan setia (lih. Luk 2:19 dan 51).” (Konsili Vatikan II, Lumen Gentium 58).

Oleh karena itu, dengan menjawab demikian Yesus tidak menolak pujian dari wanita yang berseru memuji Bunda-Nya, melainkan Ia menerima pujian itu dan bahkan menjelaskan lebih jauh bahwa yang menjadikan Maria berbahagia adalah secara khusus adalah karena ia telah mendengarkan firman Tuhan dan melaksanakannya.

Maka perkataan-Nya ini adalah pujian kepada ketaatan Maria Ibu-Nya (lih. Luk 1: 38). Ia menerapkan ketaatan itu dalam hidupnya, dengan tulus, dengan murah hati tanpa perhitungan, memenuhi setiap akibatnya, tetapi tanpa keriuhan/ digembar-gemborkan, tetapi secara tersembunyi, dan dalam keheningan pengorbanan setiap hari.”

Pujian serupa yang dikatakan Yesus kepada Maria ini juga dikatakan-Nya, ketika Bunda Maria dan para saudara Yesus mencari-Nya pada saat Ia mengajar. Yesus menjawab, “Ibu-Ku dan saudara- saudaraKu ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” (Luk 8:19, lih. Mat 12:49-50, Mrk 3: 31-35)

Di sini Yesus juga tidak bermaksud menghina ataupun menyangkal ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya. Sebaliknya Yesus mengajarkan bahwa barangsiapa yang melakukan kehendak Bapa-Nya adalah anggota keluarga-Nya dalam kerajaan Allah. [Perhatikan bahwa di sini Yesus menggunakan bentuk tunggal pada kata Ibu (jadi bukan ibu- ibu-Ku), sehingga dimaksudkan bahwa kata pujian ‘yang mendengarkan dan melakukan firman Allah’ pertama- tama ditujukan kepada ibu-Nya (Maria) dan saudara- saudara-Nya yang mendengarkan dan melakukan firman Tuhan]. Maka yang Yesus ajarkan di sini adalah keutamaan agar seseorang melakukan kehendak Allah. Ungkapan ini merupakan pujian kepada Bunda Maria, sebab Yesus mengakui bahwa Bunda Maria pertama-tama adalah seseorang yang melakukan kehendak Allah Bapa. Maria pertama- tama telah mengandung-Nya (Sang Firman Allah) dalam hatinya sebelum ia mengandung Kristus Sang Firman di dalam tubuhnya (Yoh 1:14). Ketaatan Maria kepada kehendak Bapa inilah yang menyatukannya dengan Kristus melebihi dari hubungan darah. Maka ayat di atas tidak untuk diartikan bahwa Yesus menyangkal ibu-Nya, melainkan untuk mengatakan bahwa Maria layak untuk dihormati bukan saja karena ia telah melahirkan Yesus tetapi karena ia pertama-tama menaati kehendak Allah.

Ketaatan akan kehendak Allah ini tidak terlepas dengan sifat kerendahan hati Bunda Maria ketika ia mengatakan: “Sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.” (Luk 1:48)

St. Bede mengomentari ungkapan kerendahan hati Bunda Maria ini demikian, “Adalah layak, bahwa seperti kematian masuk ke dunia melalui kesombongan Hawa, maka jalan masuk menuju Kehidupan dinyatakan melalui kerendahan hati Maria (St. Bede, In Lucae Evangelium expositio, in loc.).

Maka Tuhan menghargai kerendahan hati Maria dengan pengakuan umat manusia akan keistimewaannya. “Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia”.

Nubuat ini terpenuhi setiap kali seseorang mendoakan Doa Salam Maria.

Ya, Bunda Maria dihormati di bumi ini sebagai Bunda Tuhan Yesus. Namun sebenarnya penghormatan ini tidak terbatas hanya karena Maria adalah seorang perempuan yang melahirkan Yesus. Tetapi terutama karena Maria adalah teladan semua umat beriman untuk mendengarkan firman Allah dan melakukannya.

Sebab oleh ketaatannya ini, Tuhan Yesus Sang Juru Selamat dapat datang ke dunia menjadi manusia dan tinggal di tengah- tengah kita (Yoh 1:14).

Semoga kita pun dapat meniru teladan Bunda Maria, dengan ketaatan kita dalam mendengarkan firman Tuhan dan melaksanakannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here