Puncta 11 Agustus 2024
Minggu Biasa XIX
Yohanes 6: 41-51
SEORANG ibu yang sudah “sepuh” atau tua setiap hari mengikuti Ekaristi di Gereja St. Yohanes Rasul Wonogiri. Ia rajin dan semangat datang ke gereja. Setelah misa selesai, dia tidak langsung pulang, tetapi masih menyapu halaman gereja, membersihkan sampah dan puntung rokok yang bertebaran.
Dia sudah pensiun dari PNS dan banyak waktu dihabiskan di gereja. Dia pernah syering, “Kalau sehari tidak menerima Tubuh Kristus, ada sesuatu yang kurang, Romo. Ekaristi sudah menjadi kebutuhan hidup saya. Hanya di gereja tempat yang membuat saya ayem tentrem.”
Bagi orang Katolik, Ekaristi adalah sumber makanan yang memberi semangat hidup. Tubuh Kristus yang diterima dalam komuni suci adalah makanan yang kekal bagi kehidupan rohani kita.
Yesus berkata, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Kita tidak hanya membutuhkan makanan jasmani, tetapi juga butuh makanan rohani. Manusia terdiri dari badan, jiwa dan roh. Badan membutuhkan makanan yang menguatkan. Begitu pula jiwa dan roh kita harus diberi makanan rohani.
Yesuslah yang menjadi roti hidup bagi jiwa dan roh kita. Dia menjadikan Diri-Nya roti yang siap dipecah dan dibagi untuk kehidupan kita. “Barangsiapa makan Roti ini akan hidup selama-lamanya.”
Di dalam Ekaristi kita makan Tubuh Kristus dan mengunyah sabda-Nya. Santo Hieronimus pernah berkata, “Tidak mengenal Kitab Suci, tidak mengenal Yesus.”
Kalau kita mau mengenal Yesus berarti kita diminta membaca sabda-Nya dalam Kitab Suci.
Dalam Ekaristi kita mengunyah sabda-Nya lewat bacaan yang kita renungkan dan menerima Tubuh-Nya sebagai kekuatan hidup kita. Maka benarlah yang disharingkan ibu tua tadi, “semakin sering ikut Ekaristi, semakin hidupnya ayem tentrem dan bahagia.”
“Tidak ada yang lebih agung selain Ekaristi. Bila Allah memiliki sesuatu yang lain yang lebih berharga (dari Ekaristi), maka Ia akan memberikan-Nya pada kita” kata St. Yohanes Maria Vianney.
Wonogiri dekat Paroki Batu,
Ke selatan sampai Pantai Nampu.
Ekaristi adalah sumber hidupku,
Roti Hidup adalah makananku.
Wonogiri, Ayo ikut misa pagi
Rm. A. Joko Purwanto, Pr