Roti Kehidupan yang Memuaskan

0
29 views
Roti Hosti by http://fatherhumberto.blogspot.com

Minggu 4 Agustus 2024.

Kel. 16:2-4,12-15;
Mzm. 78:3,4bc,23-24,25,54;
Ef. 4:17.20-24;
Yoh. 6:24-35

SEIRING dengan bertambahnya usia, setiap orang tentu ingin memiliki kepribadian yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dengan menjadi pribadi yang lebih baik, kita bisa lebih dewasa dan dihargai atau berguna bagi orang-orang di sekitar kita.

Untuk menjadi pribadi yang lebih baik, kita harus berani untuk berubah dan keluar dari zona nyaman. Perubahan ini tentu saja tidak mudah, kita harus lebih sabar lagi untuk belajar menyesuaikan diri dan konsisten dengan cita-cita kita.

Salah satu elemen penting dalam menjalani kehidupan ini adalah menjernihkan motivasi atas tujuan hidup yang kita cita-citakan.

“Selalu ada jalan bagi yang mau berusaha,” kata seorang bapak.

“Setelah pandemi, saya memulai usaha baru. Awalnya sangat menjanjikan hingga aku berani meningivestasikan sebagian besar danaku.

Tiba-tiba ada badai kehidupan yang menerpa usahaku, mulai dari karyawan yang tidak benar, hingga tertipu. Produk yang dirilis tidak laku di pasaran, investor menarik dukungannya, dan tim yang bekerja untukku mulai meragukan arah perusahaan dan usahaku.

Saya tertekan dan mulai kehilangan motivasi. Saya bertanya-tanya apakah semua kerja kerasku sia-sia dan apakah aku harus berhenti.
Dalam masa-masa sulit ini,

Saya merasa putus asa. Bahkan saya mulai meragukan kemampuanku dan kehilangan kepercayaan diri. Setiap kali menghadapi kegagalan, saya merasa seperti semakin jauh dari impian yang selama ini aku cita-citakan.

Suatu hari, setelah mengalami kegagalan yang parah, saya merenung di depan patung Bunda Maria di gerejaku. Dalam keheningan tersebut, saya merasa dorongan untuk mencari makna lebih dalam dari kegagalanku.

Saya menyadari bahwa setiap kegagalan memberikan pelajaran berharga dan kesempatan untuk berkembang. Saya mulai menerima kelemahanku dan mencari cara untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Setelah itu aku bangkit dan berjuang lagi hingga kembali menuai keberhasilan.” Ujarnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Kata Yesus kepada mereka: Akulah roti hidup barangsiapa datang, kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”

Dalam teks ini, kita melihat bagaimana Yesus menjelaskan kepada orang banyak tentang jenis makanan yang sesungguhnya dapat memuaskan jiwa dan memberi kehidupan kekal.

Yesus memperhatikan bahwa banyak orang yang mencari-Nya bukan karena melihat tanda-tanda keilahian-Nya, tetapi karena kebutuhan fisik mereka.

Maka Yesus mengingatkan mereka bahwa mengingatkan bahwa meskipun makanan fisik penting, itu bersifat sementara dan akhirnya akan membusuk.

Untuk itu, Yesus menunjukkan bahwa untuk mendapatkan makanan yang kekal, kita harus memiliki iman kepada Yesus sebagai utusan Tuhan.

Dari pengajaran Tuhan Yesus kita perlu segera mengevaluasi motif kita dalam mencari Tuhan, apakah kita mendekati Tuhan hanya untuk kebutuhan materi atau karena kita benar-benar mencari hubungan yang mendalam dengan-Nya?

Dalam pencarian kita, pastikan bahwa kita mencari lebih dari sekadar kebutuhan fisik atau materi. Yesus menawarkan kepada kita sesuatu yang jauh lebih berharga: kepuasan yang kekal dan kehidupan yang penuh dalam diri-Nya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah yang aku cari dan perjuangkan dalam kehidupan ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here