SETELAH memasuki kota Yerusalem, Yesus menuju Bait Allah dan mendapati banyak orang berjualan. Dia mengusir mereka (Lukas 19:45) dan bersabda, “Ada tertulis:.Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi, kalian telah menjadikannya sarang penyamun.” (Lukas 19:46).
Yesus amat marah melihat orang mengubah rumah Tuhan dari rumah doa menjadi tempat berjualan. Tempat yang kudus mereka gunakan untuk mencari fulus. Mereka mengutamakan uang di atas Tuhan.
Bait Allah itu bisa berarti lebih luas daripada gedung tempat berdoa.
Pertama, bait Allah menunjuk pada diri manusia. Santo Paulus menyebut bahwa tubuh ini adalah bait Roh Kudus (1 Korintus 3:16). Tubuh ini memiliki fungsi rohani yang amat tinggi.
Kedua, bait Allah itu juga tampak dalam Gereja atau jemaat Allah. Sebagai tubuh mistik Kristus, Gereja didirikan oleh Yesus Kristus untuk melanjutkan karya penyelamatan-Nya. Gereja ada dan nyata karena Kristus. Fungsi utamanya bersifat rohani.
Ketiga, dunia juga bisa menjadi bait Allah. Di sana orang memuliakan Tuhan. Bukankah semesta alam ini tak henti-hebtinya memuliakan Tuhan? “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mazmur 19:2).
Banyak orang telah mengubah dan menyalahgunakan fungsi pelbagai rumah Allah itu. Betapa banyak yang menggunakan tubuhnya untuk perbuatan yang mencemarkan dirinya. Mereka tidak memuliakan Allah dengan tubuhnya, melainkan menghina penciptanya.
Gereja sebagai jemaat juga sering melenceng dari fungsinya. Alih-alih menampilkan karya keselamatan, sering menjadi birokrasi atau organisasi yang merepotkan manusia. Tidak jarang menjadi tempat orang mencari uang. Betapa banyak orang yang menggunakan Gereja untuk berbisnis. Kerusakan alam akibat kerakusan ekonomi menjadi bukti nyata bahwa makin sedikit orang memuliakan Tuhan lewat alam.
Sabda Yesus yang mengusir pedagang dari Bait Allah menegaskan bahwa manusia mesti memuliakan Allah. Bukan hanya dalam rumah ibadah, melainkan juga dalam setiap pribadi manusia dan alam semesta.
Jumat, 24 November 2023
Peringatan Santo Andreas Dung Lac dan kawan-kawan, Imam dan Martir
Alherwanta O.Carm