Bacaan 1: Kej 3:1 – 8
Injil: Mrk 7:31 – 37
TELINGA adalah salah satu indera yang sangat penting. Dengan telinga, kita bisa menangkap setiap suara yang membantu untuk komunikasi selanjutnya. Saat telinga menjadi tuli, sangat mengganggu kemampuan mendengar dan berbicara.
Menjadi Katolik punya tugas untuk bermisi, yaitu mewartakan kabar baik Allah. Untuk bisa mewartakan tentu harus mendengarkan sabda-Nya terlebih dahulu.
Bagaimana mungkin bisa tahu kehendak-Nya dan menyampaikan kepada orang lain, jika kita menutup telinga.
Saat Yesus berada di daerah Dekapolis, ada orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan gagap. Ia memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu.
Dekapolis merupakan persatuan kota-kota Helenis, yang telah diduduki oleh orang Yunani pada awal tahun 200 SM. Kuatnya pengaruh Yunani membuat mereka digolongkan sebagai daerah orang kafir oleh orang Yahudi. Kota yang berjumlah sepuluh itu, hampir semuanya terletak di seberang timur Sungai Yordan.
Orang tersebut disembuhkan-Nya namun Yesus justru melarang orang itu menceritakan mukjizat itu kepada orang banyak. Sebab memang tidak pantas orang kafir mewartakan-Nya.
Tetapi, sukacita yang dirasakan tidak bisa membendungnya untuk bersaksi tentang Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus kembali menunjukkan keterbukaan-Nya terhadap siapa saja yang mau datang kepada-Nya. Dia mau menyembuhkan siapa saja yang percaya dan datang kepada-Nya, meski belum mengenal-Nya.
“Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”
Berbeda dengan Adam dan Hawa saat menyadari bahwa mereka telah menentang Allah. Sadar akan kesalahannya membuat mereka menghindari Allah.
Di dalam keadaan berdosa, kita juga seperti Adam dan Hawa. Malu bertemu dan menghindari Tuhan.
Dalam Kejadian 3, sumber kejahatannya tetap misteri bukan melulu karena kecerdikan ular itu. Dalam kisah itu, ingin disampaikan bahwa kejahatan atau dosa hadir karena keputusan manusia untuk menentang perintah Allah.
Melawan perintah Allah berarti menutup telinga untuk mendengarkan-Nya. Menulikan diri yang lantas membuat gagap, tak mampu bermisi mewartakan-Nya.
Pesan hari ini
Iblis terus berusaha menggoda hingga hari ini. Iblis akan membuat kita tuli akan sabda-Nya.
Mari kita datang kepada Tuhan Yesus, sebab hanya Dia yang mampu menyembuhkan ketulian dan kegagapan manusia.
Kalahkan kebiasaan buruk dan kembangkan kebiasaan baik. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.
Yesus melarang orang itu bilang pada orang2 mungkin bukan karena dia orang kafir yang tidak pantas mewartakan. Buktinya Yesus saja mau menyembuhkan dia. Tapi mungkin Yesus tidak mau orang melihat Dia hanya sebagai penyembuh seperti dokter tapi misi utama Dia adalah mewartakan kabar keselamatan.