Saatnya Berani Ambil Tanggungjawab

0
562 views
Ilustrasi - Sopir.

Senin, 3 Januari 2022

  • 1Yoh. 3:22.4:6.
  • Mzm: 2:7-8.10-11.
  • Mat. 4:12-17.23-25

ALLAH bisa, karena biasa. yang berarti apabila suatu pekerjaan telah terbiasa dilakukan, maka tidak terasa lagi kesukarannya.

Kadang sebuah pekerjaan itu ditentukan bagaimana kita mengawalinya.

Banyak orang tidak pernah melakukan pekerjaan besar, karena takut akan kesulitan yang ada hingga tidak pernah memulainya.

Namun, kadang kita dipaksa untuk memulai sesuatu yang kelihatan sangAt sulit oleh keadaan.

“Saya terpaksa membawa mobil ke rumah sakit mengantar saudara sekomunitas yang sakit,” kata seorang bruder.

“Padahal waktu itu saya belum pernah sekalipun menyetir mobil,” lanjutnya.

“Saya sudah beberapa kali diminta untuk latihan nyopir, tetapi karena di komunitas sudah banyak yang bisa menyetir mobil maka saya selalu menunda dan menganggap tidak terlalu penting,” katanya.

“Namun pada malam itu, tiga orang teman sekomunitasku terkena sakit malaria dan harus saya bawa ke dokter,” katanya.

“Waktu itu belum punya sambungan telpon dan belum ada HP,” lanjutnya.

“Jarak antara komunitas ke rumah sakit kurang lebih 20 km,” ujarnya.

“Kamu ajari mana gas, mana kopling, mana rem, dan bagaimana memindah gigi,” kataku pada seorang teman yang bisa membawa mobil.

“Jangan sampai keliru, kalau keliru kita berempat akan celaka,” kataku pada waktu itu.

“Dia lalu memberi les kilat kepada saya, kemudian saya beranikan diri menyetirnya,” ujarnya.

“Lihat marka jalan, kamu ikuti marka jalan terus,” kata salah satu teman bruder itu.

“Gigi satu berhasil, hingga mobil bisa jalan, dan saya pikir biar saja pakai gigi satu dan pelan-pelan asal selamat sampai di rumah sakit,” ujarnya.

“Mobik terasa stabil dan saya mulai tahu bagaimana mengatur gas dan rem. Lalu saya coba memindahkan gigi, dan berhasil,” lanjutnya.

“Setelah jalan lebih dua km, semua terasa mudah dan bisa dikendalikan, meski teman yang sakit menjadi lebih sakit karena ditambah ketakutan dengan cara saya menyetir mobil,” katanya.

“Sejak saat itu, saya pribadi belajar untuk selalu memberi kesempatan supaya keterampilan mendasar dalam hidup bersama dimiliki oleh semua teman komunitas, dan juga tidak menganggap gampang dan sepele sesuatu itu,” katanya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.

“Ketika mendengar bahwa Yohanes Pembaptis ditangkap, Yesus menyingkir ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya.”

Pewartaan harus tetap dijalankan. Ketika Yohanes ditangkap dan dimasukkan ke penjara, pewartaan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan bagi manusia harus dilanjutkan.

Yesus mengambil tongkat estafet dari tangan Yohanes Pembaptis.

Ia melangkah dengan langkah yang sesuai dengan ramalan Nabi Yesaya.

Ia membawa pembebasan dan sukacita besar bagi orang-orang dari Galilea dan daerah-daerah sekitarnya.

Ia melenyapkan segala penyakit dan kelemahan manusia.

Kehadiran-Nya membawa harapan bagi dunia, sehingga tidak heran bahwa banyak orang yang mencari Dia.

Bagimana dengan diri kita?

Apakah kehadiran kita sungguh menjadi kehadiran Kristus kembali bagi dunia? 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here