Sabat Ruang untuk Memperbaharui Hidup

0
0 views
Tangannya yang mati disembuhkan di hari Sabat, by Vatican News.

Selasa, 21 Januari 2025

Ibr. 6:10-20;
Mzm. 111:1-2,4-5,9,10c.
Mrk. 2:23-28

ATURAN bahkan ritual keagamaan dasarnya diciptakan untuk kebaikan manusia, tetapi tidak jarang kita justru kehilangan makna ketika aturan dan ritual tersebut menjadi lebih penting daripada manusia itu sendiri.

Ketika kita terlalu fokus pada aturan atau prosedur, kita berisiko melupakan bahwa manusia adalah tujuan akhir dari semuanya.

Apalah arti sistem yang rapi jika di dalamnya ada orang-orang yang tersakiti? Apalah gunanya program yang sukses di atas kertas jika dalam prosesnya, ia melupakan kebutuhan dan perasaan manusia?

Sistem dan program seharusnya melayani manusia, bukan sebaliknya. Ketika kita menjadikan manusia sekadar angka atau objek dalam kerangka sistem, kita kehilangan esensi kemanusiaan itu sendiri.

Dalam bacaan Injil hari kita dengar demikian, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”

Yesus mengajarkan sebuah kebenaran mendalam tentang tujuan hukum dan aturan. Sabat, yang dalam tradisi Yahudi adalah hari istirahat dan ibadah, diberikan bukan untuk membebani manusia, tetapi untuk memberikan ruang bagi pemulihan, kedamaian, dan perjumpaan dengan Tuhan.

Di zaman Yesus, banyak orang, khususnya para pemimpin agama menekankan kepatuhan buta terhadap aturan Sabat. Bahkan, mereka cenderung menghakimi mereka yang tampak melanggarnya, tanpa memahami kebutuhan dan keadaan orang tersebut.

Namun, Yesus menunjukkan bahwa kasih dan kebutuhan manusia selalu lebih utama daripada sekadar kepatuhan pada ritual. Ketika kita menempatkan hukum Sabat di atas kebutuhan manusia, kita kehilangan roh kasih yang sebenarnya.

Sabat itu bukanlah beban. Jika kita mengubahnya menjadi aturan yang kaku, kita kehilangan maknanya. Sabat adalah anugerah, ruang untuk memperbaharui hidup kita dan mengasihi sesama.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku lebih fokus pada aturan atau pada kasih?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here