Damasus I
Warna Liturgi Ungu
Bacaan
Yes 48:17-19, Mzm 1:1-2,3,4,5 Mat 11:16-19
Bacaan Injil: Mat 11:16-19.
16 Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: 17 Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. 18 Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. 19 Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.”
Renungan:
DALAM kehidupan bersama sering kita tidak gampang menerima orang yang sedang memimpin kita. Selalu saja ada persoalan yang bisa dimunculkan,
Dulu pada waktu di seminari kami sering jengkel dan bermasalah dengan pemimpin. Namun setelah mereka pergi atau kami pindah tingkat kami rindu dengan kepemimpinannya. Kami bisa melihat bahwa kebijakannya baik untuk kami.
Kadang pada saat bersama kami menginginkan ia pun mengikuti ritme kita. “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung” (Mat 11:17). Kita tidak mencoba mengikuti ritme dia, tapi memaksa dia mengikuti ritme kita. Dan hal itulah yang seringkali menimbulkan persoalan. Dibutuhkan kerelaan dan kerendahan hati menerima sesuatu yang berbeda dengan harapan kita. Dengan begitu semuanya tanpa diminta pun bisa bersama-sama menari atau pun berkabung.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan relasimu dengan pemimpinmu.
Refleksi:
Bagaimana menjaga ritme kehidupan bersama?
Doa:
Tuhan semoga aku makin mengenal caraMu dalam mendampingi hidup kami. Semoga kami pun mempunyai kerelaan hati untuk menerima caraMu yang mungkin berbeda dengan harapan kami. Amin.
Perutusan:
Aku akan menyelaraskan hidupku dengan rencana Tuhan. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)