Angela Merici, Robertus, Alberikus, Hari biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan
Ibr. 10:32-39; Mzm. 37:3-4,5-6,23-24,39-40; Mrk. 4:26-34. BcO Rm 11:1-12
Bacaan Injil: Mrk. 4:26-34
26 Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” 30 Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? 31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. 32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” 33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, 34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Renungan
KITA sering melihat bangunan besar. Tanpa sadar sering keluar decak kagum di mulut kita. Sering tidak muncul di pikiran bahwa sebelumnya lahan gedung itu berupa hamparan tanah atau pun ladang atau pun tanah berbukit. Kala kita membuka hati dan pikiran kita akan tahu bahwa gedung tersebut dibangun di lahan yang tak tertata. Orang menata satu persatu batu dan bata. Sedikit demi sedikit dikerjakan sampai terbentuk bangunan yang mengagumkan.
Kerajaan Allah digambarkan oleh Tuhan dengan pertumbuhan benih. Pelan-pelan benih itu tumbuh menjadi pohon yang besar dan siap dihinggapi burung-burung. Orang-orang pun kagum dengan besar dan rindangnya sang pohon.
Kiranya kita juga bisa kagum dengan orang-orang baik. Namun yang pantas kita ingat bahwa itu tidak datang secara tiba-tiba. Ia hadir dari proses pembentukan sepanjang hidup. Semua kebaikan dan hal-hal mengagumkan berangkat dari kecil, sedikit demi sedikit. Ketekunan menata dan menjaga kebaikan akan menghadirkan kekaguman, perlindungan dan kekuatan pada masanya.
Kontemplasi
Bayangkan dirimu mengamati pertumbuhan pohon yang anda tanam. Hari-minggu-bulan-tahun.
Refleksi
Tulislah pengalamanmu membangun kebaikan dalam dirimu.
Doa
Tuhan semoga kami setia menumbuhkan Kerajaan-Mu. Kami percaya Engkau menyertai kami. Pada saatnya orang-orang pun akan merasakan berkat-Mu itu.
Perutusan
Aku akan setia menumbuhkan kebaikan yang dianugerahkan Tuhan-nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)