Sabda Hidup: Jumat, 31 Maret 2017

0
1,423 views

Hari biasa Pekan IV Prapaskah

warna liturgi Ungu

Bacaan

Keb. 2:1a,12-22; Mzm. 34:17-18,19-20,21,23; Yoh. 7:1-2,10,25-30. BcO Ibr 10:1-10

Bacaan Injil: Yoh 7:1-2,10,25-30

1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. 2Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. 10 Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. 25Beberapa orang Yerusalem berkata: “Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? 26Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? 27Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya.” 28Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: “Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. 29Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” 30Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Renungan

DALAM peperangan kita mengenal strategi gerilya maupun penyamaran. Jendral Sudirman dikenal dengan kemampuannya bergerilya. Pasukannya secara diam-diam memata-matai dan mengalahkan lawan. Selain itu kita pun sering menyaksikan orang menyamar untuk bisa memasuki area lawan. Penyamaran yang sukses menghadirkan keberhasilan perjuangan.

Yesus mesti memasuki kembali kota Yudea karena saudara-saudaranya ke sana untuk merayakan hari raya Pondok Daun. Namun Ia memasuki kota itu dengan diam-diam. “Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam” (Yoh 7:10). Banyak orang di sana hendak membunuh Dia. Yesus pun berhasil dan bahkan sempat mengajar dan berdiskusi dengan banyak orang di situ.

Kadang kita pun perlu hadir secara diam-diam. Orang-orang sekarang sering menyebut tampil di belakang layar. Bisa juga kita menjadi sutradara di suatu pertunjukan. Walau tidak terlihat, peran tersebut penting bagi keberhasilan sebuah pentas. Maka pada saat-saat tertentu baik kalau kita pun juga berperan diam-diam.

Kontemplasi

Bayangkan kisah dalal Injil Yoh 7:1-2,10,25-30. Bandingkan dengan pengalamanmu.

Refleksi

Kapan kita perlu hadir dan tampil secara diam-diam?

Doa

Tuhan semoga aku mampu menempatkan diri secara tepat dengan situasi yang kuhadapi. Semoga aku bisa menahan diri kala aku harus menahan diri. Amin.

Perutusan

Aku akan hadir secara diam-diam bila hal tersebut diperlukan. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here