Yohanes dr Damsyik, Adolph Kolping
Warna Liturgi Ungu
Bacaan
Yes 29:17-24, Mzm 27:1,4,13-14, Mat 9:27-31
Bacaan Injil: Mat 9:27-31.
27 Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” 28 Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.” 29 Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” 30 Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini.” 31 Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
Renungan:
DUA orang buta mengikuti Yesus. Mereka menginginkan matanya dibuka. Yesus menanyakan kepercayaan mereka kalau Yesus mampu. Karena mereka percaya Yesus pun menyembuhkan mereka.
Kepercayaan sering menjadi kunci keberhasilan seseorang. Ketika ia percaya bahwa mungkin melakukan sesuatu maka ia pun bisa melakukannya. Sebaliknya keraguan akan membuat seseorang gagal melakukan sesuatu yang mungkin dia lakukan.
Mungkin dalam kehidupan kita sering kita alami tugas-tugas baru. Rasanya kita perlu percaya bahwa kita mampu menjalankannya. Pertama kita percaya bahwa yang memberi tugas melihat kemampuan kita. Kedua kita percaya bahwa diri kita cukup untuk menjalani tugas tersebut. Dalam berkat Tuhan banyak hal mungkin kita lakukan. Kala kita percaya Ia pun akan bekerja untuk kita.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Ikuti kisah dalam Injil Mat 9:27-31. Bayangkan kini Yesus yang bertanya padamu.
Refleksi:
Bagaimana mempercayai bahwa dirimu mampu menjalani tugas baru?
Doa:
Tuhan aku ingin mempunyai kepercayaan seperti kedua orang buta itu. Semoga bersama mereka aku pun sanggup menjalani tugas-tugas baru yang menantang. Amin.
Perutusan:
Aku percaya akan berkat yang diberikan Tuhan padaku untuk menjalani hidupku.. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)